Rusia, ARRAHMAHNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sekali lagi mengecam kehadiran Amerika Serikat yang melanggar hukum di Suriah, dengan mengatakan bahwa pasukan AS terus menjarah kekayaan negara Arab itu secara ekstensif untuk mendukung militan.
“Setiap saat, kami menegaskan ketidakabsahan dan keilegalan kehadiran AS di wilayah Suriah, yang disertai dengan penjarahan sumber daya alam seperti ladang minyak dan tanaman pertanian,” kata Lavrov saat berpidato di Forum Bacaan Primakov, Rabu (09/06), kantor berita Suriah SANA melaporkan.
BACA JUGA:
- Menlu Suriah: AS Jarah Minyak Kami dan Dukung Teroris
- Militan Dukungan AS Curi 140.000 Barel Minyak Suriah Tiap Hari
Ia menambahkan bahwa pasukan pendudukan AS menggunakan uang dari penjarahannya untuk mendukung gerakan separatis di tepi timur Sungai Efrat, merujuk pada militan Kurdi yang bersekutu dengan Washington.
Lavrov memperingatkan bahwa Amerika memainkan “permainan yang sangat berbahaya,” yang dapat menyebabkan konsekuensi buruk.
Amerika Serikat menginvasi Suriah pada tahun 2014, memimpin sejumlah sekutunya dengan dalih memerangi kelompok teroris Takfiri Daesh. Koalisi pimpinan AS mempertahankan kehadirannya, meskipun Suriah dan sekutunya, termasuk Iran dan Rusia, mengalahkan kelompok teroris pada akhir 2017.
BACA JUGA:
- MEMALUKAN! AS dan ISIS Rampok Kekayaan dan Minyak Suriah
- Diplomat AS: Amerika Curi Minyak Suriah untuk Israel
Sejak mantan presiden AS Donald Trump menjabat, Washington, menurut pengakuannya sendiri, telah terlibat dalam penyalahgunaan sumber daya minyak negara Arab itu dan memperkuat militan Kurdi di Suriah timur untuk membantu pencurian minyak.
Dalam kolusi dengan apa yang disebut Pasukan Demokrat Suriah (SDF), AS terus menjarah kekayaan Suriah setiap hari dan mentransfernya melalui penyeberangan perbatasan yang tidak sah dalam pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan resolusi PBB.
Bulan lalu Menteri Luar Negeri Suriah Faisal al-Mekdad mengatakan bahwa Amerika Serikat terlibat dalam penjarahan luas sumber daya alam Suriah, dan juga memperkuat teroris untuk mengambil alih kekuasaan di negara Arab itu. (ARN)
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS