Amerika Serikat, ARRAHMAHNEWS.COM – Seorang wanita Asia berusia 94 tahun menjadi korban penikaman di San Francisco. Ia adalah korban kesekian ditengah lonjakan kejahatan rasial terhadap orang Amerika keturunan Asia baru-baru ini.
Departemen Kepolisian San Francisco menjelaskan bahwa wanita yang diidentifikasi sebagai Anh Taylor itu menderita beberapa luka tusukan pada hari Rabu dan dilarikan ke rumah sakit.
Belum jelas seberapa serius luka-lukanya, tetapi Taylor berhasil selamat. “Penyelidik yakin serangan itu tidak beralasan dan sedang bekerja untuk menentukan apakah rasisme merupakan faktor pendorong,” kata polisi.
Media lokal menyebut bahwa sebuah pisau ditemukan di dekat daerah di mana insiden itu terjadi, kata pihak berwenang.
BACA JUGA:
- ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Penikaman di Jembatan London
- Analis: Kebijakan Luar Negeri AS adalah Sebuah Kejahatan Kemanusiaan Besar
Polisi menangkap seorang pria berusia 35 tahun sehubungan dengan penikaman tersebut. Daniel Cauich dibebaskan dari penjara awal bulan ini dan menghadapi berbagai tuduhan, termasuk percobaan pembunuhan, pelecehan orang tua, melakukan kejahatan saat dalam jaminan atau pembebasan dan pelanggaran masa percobaan.
Here are photos of Anh Taylor the family shared with me. Her niece says she’s an amazing and lovely person, and has been living in SF since the early 70s. She’s in stable condition. She was stabbed straight through her wrist, in the torso, and hit in the head @KPIXtv 11 pm pic.twitter.com/KSppHBTcQv
— Betty Yu (@BettyKPIX) June 17, 2021
Walikota San Francisco, London Breed, dalam cuitannya Rabu malam waktu setempat menekankan bahwa jenis kekerasan ini tidak dapat diterima dan tidak memiliki tempat di kotanya, terutama jika itu membahayakan anggota masyarakat yang sudah lanjut usia.
Analisis data kejahatan kebencian pada akhir April menunjukkan bahwa peningkatan serangan anti-Asia masih konsisten.
Serangan kekerasan terhadap orang Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik di AS, telah mengalami lonjakan yang mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir. Kejahatan kebencian ini terutama dikaitkan dengan mantan presiden AS Donald Trump karena menggunakan bahasa rasis terhadap mereka. (ARN)
