Solo, ARRAHMAHNEWS.COM – Aksi perusakan makam milik umat Nasrani di TPU Cemoro Kembar, Kampung Kenteng, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo yang terjadi beberapa hari lalu diduga dilakukan oleh anak-anak yang didoktrin kelompok Puritan yang merupakan bagian dari sel-sel teroris.
Ajaran puritan seringkali mengajarkan bid’ah, syirik, intoleran dan merusak makam sebagai monumen tradisi masyarakat Solo yang sejatinya kaya budaya
“Kita tahu Solo adalah salah satu kota yang merupakan basis pergerakan islam yang puritan yang lalu bermutasi dalam berbagai varian termasuk gerakan sel-sel teroris”, ujar pemerhati terorisme Soffa Ihsan, seperti dikutip dari FixJakarta.
BACA JUGA:
- Belasan Bocah SD Rusak Makam Nasrani di Solo, Gibran Tutup Sekolah Intoleran
- Tokoh Muda NU: Kenapa Wahabi Tolak “Indonesia Raya” Padahal Itu Sunnah Nabi?
Menurut Soffa ajaran puritan seringkali mengajarkan bid’ah, syirik, intoleran dan merusak makam sebagai monumen tradisi masyarakat Solo yang sejatinya kaya budaya.
“Sel-sel teroris beririsan paham keagamannya dengan kelompok puritan”, ungkap Soffa yang juga merupakan peneliti terorisme di Lembaga Daulat Bangsa (LDB).
Lebih lanjut Soffa menambahkan bahwa pemerintah perlu bertindak tegas misalnya dengan membuat perda yang mengancam hukuman terhadap vandalisme yang berbasis paham keagamaan tersebut.
“Sambil diiringi dengan penguatan budaya lokal karena budaya bisa menjadi alat penangkal puritasnisme dan radikalisme,” pungkas Soffa yang aktf membina mantan napi teroris (Napiter) dengan mendirikan Rumah Daulat Buku (RUDALKU) di sejumlah tempat.
Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka menyayangkan kejadian tersebut, “Ini merupakan bentuk intoleransi. Ngawur sekali, apalagi melibatkan anak-anak,” terang Gibran, Senin 21 Juni 2021.
BACA JUGA:
- Semua Aksi Radikal Berawal dari Intoleransi
- Buku Anak TK yang Ajarkan Radikalisme Ditulis oleh Istri Laskar Jihad Solo
Gibran mengatakan jika sekolah tersebut ternyata tidak memiliki izin untuk mengelar tempat pendidikan. Gibran juga mewanti-wanti warga untuk tidak mendekat di lokasi tersebut.
Menurut Gibran, kasus ini menjadi kasus yang penting untuk segera ditanggani, mengingat ada upaya radikalisme yang diajarkan di sekolah tersebut.
“Ini sudah kurang aja sekali. Yang diproses hukum pengasuhnya. Termasuk anak dibawah umur harus ada pembinaan,” paparnya.

Walikota Solo, Gibran di Lokasi di TKP
Seperti diketahui jika sebanyak 12 anak dibawah umur diduga telah melakukan perusakan makam di TPU Cemoro Kembar di Kampung Kenteng, Kelurahan Mojo, Pasar Kliwon.
BACA JUGA:
- Pendiri NII Sebut Banyak Artis Hijrah yang Berbaiat pada Kelompok Radikal dan Dukung Khilafah
- BNPT: Banyak Teroris Bermadzhab Wahabi dan Salafi
Dalam meninjau lokasi makam, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini juga melihat dan mendengarkan kesaksian dari warga sekitar. Salib, patung bahkan lokasi makam sempat digeser oleh pelaku.
“Dipukul Pak sama batu (Makamnya), salibnya dirobohin, makamnya sampe digeser,” ucap salah satu warga ke Gibran.
Sementara itu menurut Margono, Lurah Mojo, kejadian pengrusakan berlangsung pada Rabu, 16 Juni sekitar pukul 15.00 WIB. Pihaknya mendapat laporan dari saksi mata yang melihat kejadian tersebut.
Setelah ditelusuri, pelaku pengrusakan hingga guru sekolah kemudian dipanggil dan dilakukan mediasi. Pelaku, kata Lurah Margono sepakat akan memperbaiki kerusakan per hari ini hingga minggu depan.
“Kami sudah mediasi. Nanti perbaikannya selama satu minggu mulai hari ini,” terang Lurah Margono. (ARN)
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS
