Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Lonjakan kasus Covid-19 terus terjadi. Dua hari berturut-turut di Jakarta terjadi lonjakan sampai 5000 lebih. Jakarta sendiri menyumbang hampir separuh kasus Covid-19 nasional.
Selain Jakarta, yang juga mengkhawatirkan adalah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di Jakarta misalnya, wisma atlet hampir full. Rumah Sakit di Jateng dan Jabar juga tidak kalah repotnya. Kapasitas tempat tidur penuh.
BACA JUGA:
- Yusuf Muhammad: Alfian Tanjung Sebut Polisi dan Pemerintah Rezim Komunis PKI
- Belasan Bocah SD Rusak Makam Nasrani di Solo, Gibran Tutup Sekolah Intoleran
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo setiap hari keliling daerahnya. Berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kota di wilayahnya. Mendatangi nakes yang sedang berjuang. Juga keliling wilayah untuk mengingatkan pakai masker.
Gubernur Jakarta, gak kalah sibuk. Minggu kemarin ia naik sepeda menyusuri Jalan Sudirman. Ia membanggakan jalur sepeda hasil kreasinya yang oleh Kapolri, mau dibongkar karena melanggar aturan Lalu Lintas.
Masing-masing kepala daerah memang punya cara tersendiri untuk bekerja.
Sayangnya di masyarakat kini banyak beredar provokasi yang membahayakan. Coba kita dengar celoteh Alfian Tanjung di akunyoutebnya yang bikin miris ini.
Dai yang baru saja keluar dari tahanan karena omongannya yang penuh hoax dan kebencian, kini memanfaatkan kepanikan publik karena pandemik.
BACA JUGA:
- HTI dan Teroris Tidak Ada Bedanya
- Aksi Rusak Makam Nasrani di Solo, Pengamat: Pelakunya Bagian dari Sel-Sel Teroris
Yang paling gila, Alfian menuduh RS-RS kita bukannya menyembuhkan pasien Covid-19 malah justru membuat mereka meninggal.
Nah ini. Penceramah ancor! Kasian nakes dan RS kita, dituding menjadi penyebab orang meninggal.
Padahal mereka mengorbankan nyawanya untuk menolong pasien… pic.twitter.com/EnM5mzGTXD
— Eko Kuntadhi (@_ekokuntadhi) June 22, 2021
Omongan ini sangat menyakitkan bagi tenaga kesehatan kita. Para dokter dan perawat yang telah berjuang di garis depan melawan wabah dengan mengorbankan keselamatannya sendiri, malah dituding dengan fitnah yang keji.
Alfian Tanjung membangun logikanya, kenapa Anies Baswedan saat terserang Covid-19 tidak mau ke RS? Karena katanya, semua yang dibawa ke rumah sakit meninggal.
Ia menyebut sederet nama rekannya yang terkena Covid-19, yang wafat di RS.
Kita tidak pernah habis berfikir dengan logika paling absurd dan berbahaya ini. Alfian seperti ini menuduh semua RS membunuhi pasiennya. Padahal kalau dia mau buka mata sedikit saja, lebih banyak orang yang sembuh di RS ketimbang yang meninggal.
BACA JUGA:
- Politisasi Agama, Cara HTI dan Khawarij Hancurkan Negara
- HTI Merusak Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Kedua, mereka yang meninggal karena Covid-19 lebih disebabkan karena penyakit bawaan yang diderita sebelumnya. Mau ustad, mau tukang rujak, mau direktur RS Ummi, kalau punya penyakit bawaan dan tertular Covid-19 resikonya lebih parah dibanding orang yang sebelumnya sehat.
Mestinya Alfian mikir, sampai saat ini sudah ratusan tenaga kesehatan yang gugur dalam medan perang melawan Covid-19. Kalau dia membangun narasi justru pihak RS yang membuat orang meninggal, apakah para dokter dan rumah sakit membunuhi rekan sejawatnya sendiri?
Alfian ini penceramah yang mulutnya sering sebar hoax. Ia juga pernah menuduh Istana Presiden sebagai sarang PKI. Kan, keterlaluan!
Tapi sebetulnya begini. Para pembenci Indonesia memang selalu berusaha membuat suasana kacau. Covid-19 adalah salah momentum membuat kekacauan.
Jika suasana makin menggila, mereka punya kesempatan untuk membuat kekakacauan lebih besar lagi. Covid-19 dijadikan semacam momen untuk melancarkan aksinya.
Di lapangan, mereka juga mulai memanasi situasi. Kabarnya di Bandung juga ada semacam gerakan memprotes pembatasan yang dilakukan pemerintah daerah. Mau dilakukan dengan menggelar aksi turun ke jalan.
Di jembatan Suramadu, kemarin ada kericuhan karena penyekatan dan pemeriksaan. Sebab Bangkalan, Madura adalah daerah yang kasus Covidnya sangat tinggi.
Di Jakarta, ada kedegilan lain lagi. Pengacara Rizieq Shihab malah berusaha mengkait-kaitkan tingginya kasus Dovid19 gelombang kedua ini, dengan waktu menjelang putusan Rizieq.
Pengacara itu mau mambangun opini bahwa hanya untuk menyeret Rizieq ke penjara karena pelanggaran protocol kesehatan, maka pemerintah sengaja membuat kasus ini menjadi membludak saat ini.
Semua tuduhan gila ini, muaranya hanya satu! Menciptakan kerusuhan yang lebih besar lagi. Covid adalah momentumnya. Provokasi adalah senjatanya. Dan masyarakat yang minim literasi adalah pelurunya.
Aparat keamanan kini harus bekerja ekstra keras. Membantu menangani Covid, dan mestinya juga mengejar para provokator yang membahayakan ini. Jangan biarkan mereka memanfaatkan bencana untuk melancarkan agendanya sendiri.
Mending kalau agendanya bagus. Wong sampul depannya hanya bergambar Hello Kitty aja kok.
Saya hanya mengajak Anda berfikir. Kesimpulannya terserah Anda. (ARN)
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS
