Israel, ARRAHMAHNEWS.COM – Mantan ketua Partai Buruh Isaac Herzog dilantik sebagai presiden Israel yang ke-11 pada hari Rabu (07/07) dimana ia berjanji untuk menggunakan jabatannya untuk mencoba menyembuhkan perpecahan yang mendalam masyarakat Israel.
Dalam upacara megah di Knesset (parlemen), Herzog yang berusia 60 tahun itu, tampak memeluk presiden yang akan keluar Reuven Rivlin sebelum mengambil sumpah jabatan untuk memulai masa jabatan tujuh tahun.
“Dari sini, saya akan pergi ke kediaman presiden Israel dan memulai perjalanan antara celah dan jurang masyarakat Israel. Sebuah perjalanan yang bertujuan untuk menemukan pemersatu dalam perbedaan, pemersatu antara celah, perjalanan yang dirancang untuk menemukan kembali kita,” kata Herzog sebagaimana dikutip Reuters.
BACA JUGA:
- Knesset Pilih Isaac Herzog Sebagai Presiden Israel yang Baru
- Presiden Israel Beri Mandat Saingan Netanyahu Bentuk Pemerintahan
Pertama kali terpilih menjadi anggota parlemen pada tahun 2003, Herzog memimpin partai Buruh sayap kiri dan memegang beberapa portofolio di pemerintahan koalisi. Jabatan publik terbarunya adalah sebagai kepala Badan Yahudi untuk Israel, yang mendorong imigrasi.
Dikalahkan oleh mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu dalam pemilihan 2015, Kini Herzog terpilih sebagai presiden oleh parlemen pada Juni hanya beberapa hari sebelum Netanyahu digulingkan oleh aliansi lintas-partisan yang dipimpin oleh Perdana Menteri baru Naftali Bennett
Pengambilan sumpah pemerintah yang dipimpin Bennett mengikuti empat pemilihan dalam dua tahun yang mengungkap perbedaan politik, agama dan etnis yang mendalam dalam masyarakat Israel.
BACA JUGA:
- Hamas Kecam Latihan Bersama 4 Negara Arab dengan NATO dan Israel
- Pasca Kemenangan Palestina, Pemerintahan Israel Kacau-Balau
Pertempuran pada bulan Mei antara Israel dan militan Palestina di Gaza juga memicu kekerasan massa yang jarang terjadi di antara mayoritas Yahudi dan minoritas Arab di kota-kota Israel.
Herzog adalah seorang pengacara dan putra mendiang presiden Israel Chaim Herzog, yang juga menjabat sebagai duta besar negaranya untuk PBB.
Mengakhiri pidatonya, Herzog bersumpah untuk memerangi anti-Semitisme, berjuang untuk perdamaian antara Israel dan tetangganya dan membantu dalam “melawan ancaman strategis Israel, terutama program nuklir Iran”. (ARN)