Amerika, ARRAHMAHNEWS.COM – Raja Yordania Abdullah bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, setelah bertahun-tahun dikesampingkan oleh pendahulunya, Donald Trump.
Biden pada hari Senin menawarkan dukungan penuh untuk Raja Yordania, memuji dia sebagai “teman yang baik, setia, dan baik.”
“Anda selalu ada di sana, dan kami akan selalu ada untuk Yordania,” kata presiden AS kepada wartawan saat sesi pengambilan gambar.
Baca:
- Putin Ucapkan Selamat Idul Adha kepada Muslim Rusia
- Lebih dari 100.000 Jamaah Salat Idul Adha di Masjid Al-Aqsha
Raja Abdullah adalah pemimpin Arab pertama yang mengunjungi Gedung Putih sejak Biden dilantik sebagai presiden pada bulan Januari.
Biden mengatakan bahwa dia ingin mendengar tentang perkembangan di Timur Tengah dari Raja Yordani, “Anda tinggal di lingkungan yang keras,” katanya.
Sementara itu, Raja Abdullah mengatakan kepada Biden, “Anda selalu dapat mengandalkan saya, negara saya, dan banyak rekan kami di kawasan ini.”
Pertemuan itu terjadi tak lama setelah kerajaan itu menggagalkan dugaan upaya kudeta yang melibatkan Pangeran Hamzah, saudara tiri Abdullah, pada bulan April.
Biden dan Abdullah membahas hubungan pertahanan Washington-Amman dan situasi di Suriah selama pertemuan.
“Biden memuji peran penting yang dimainkan Yordania dalam stabilitas kawasan yang lebih luas,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Selama pertemuan itu, Biden juga menyuarakan dukungannya untuk solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.
Raja Abdullah, yang sering memainkan peran sebagai utusan dari dunia Arab di Washington, dikesampingkan di bawah pemerintahan mantan presiden Trump—yang lebih suka bekerja dengan Arab Saudi dan negara-negara Arab Teluk Persia—dan tidak diajak berkonsultasi dengan mantan presiden AS itu, baik itu “rencana perdamaian” untuk konflik Israel-Palestina.
“Kepergian Trump sangat melegakan baginya,” kata Martin S. Indyk, mantan duta besar AS untuk Israel dan mantan utusan khusus untuk negosiasi Israel-Palestina.
Yordania telah menjadi penerima utama bantuan AS sejak 1994, ketika negara itu menandatangani perjanjian damai dengan Israel. (ARN)
Sumber: Al-Quds Arabi.
