Analisa

Pakar: Normalisasi UEA Bikin Israel Berani Lakukan Kejahatan

Palestina, ARRAHMAHNEWS.COM – Seorang peneliti Turki mengatakan keputusan UEA untuk menormalkan hubungan dengan Israel bertujuan untuk memperketat cengkeraman kekuasaan keluarga penguasa di negara Teluk Persia, dan menekankan bahwa kesepakatan semacam itu hanya membuat Tel Aviv berani melakukan lebih banyak kejahatan terhadap Palestina.

“Kemungkinan besar Emirat tidak peduli dengan martir Palestina. Elit penguasa sangat peduli dengan kursi mereka yang saya sebut sebagai ‘keamanan rezim’,” kata Mehmet Rakipoglu kepada Press TV.

Baca: 

Rakipoglu mengatakan UEA, di bawah pemimpin de facto Putra Mahkota Mohammed bin Zayed Al Nahyan, secara terbuka bekerja sama dengan Israel sejak revolusi Arab tahun 2010-an.

Dia mengatakan “tidak terkejut” ketika UEA menormalkan hubungan dengan Israel dan membuka kedutaannya di wilayah pendudukan karena ada kerja sama rahasia antara kedua belah pihak, yang baru saja menjadi publik dan formal.

Uni Emirat Arab secara resmi meresmikan kedutaan besarnya di Israel pada 14 Juli, sekitar dua bulan setelah Israel melancarkan perang di Jalur Gaza.

Di tempat lain dalam sambutannya, Rakipoglu mengatakan normalisasi menunjukkan UEA tidak peduli dengan kehendak rakyat.

UEA, katanya, tidak menghormati pandangan orang-orang Arab yang sangat menentang normalisasi dengan Israel. Abu Dhabi, sebaliknya mendorong negara-negara lain untuk menormalkan hubungan dengan Tel Aviv, termasuk Sudan, tambahnya.

Menurut Rakipoglu, Israel “mendapatkan keuntungan paling banyak” dari kesepakatan normalisasi, karena “menjadi lebih mudah untuk membunuh warga Palestina”.

Mengomentari klaim UEA bahwa normalisasi bertujuan untuk menciptakan perdamaian di kawasan, ia menekankan bahwa “UEA tidak memiliki hak untuk berbicara atas nama” Palestina.

“Berdamai dengan Israel hanyalah kedok. Di sisi lain, meski kedutaan dibuka, Israel tidak berhenti. Selain itu, Israel merasa lebih aman dalam menyerang Palestina secara lebih terbuka.

“Mesir dan Yordania membuat ‘perdamaian’ dengan Israel dan mereka sekarang entah bagaimana bergantung pada Israel. Berdamai dengan Israel tanpa konsultasi dengan rakyat Palestina dan perlawanan hanya akan memperkuat Israel,” tambahnya.

UEA dan Bahrain menandatangani kesepakatan normalisasi dengan Israel dalam sebuah upacara yang diselenggarakan oleh mantan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih September tahun lalu. Acara tersebut diikuti oleh mantan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Palestina mengutuk perjanjian itu sebagai tikaman di punggung mereka dan penghinaan langsung terhadap tujuan untuk membebaskan tanah mereka dari pendudukan Israel. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca