Irak, ARRAHMAHNEWS.COM – Gerakan perlawanan Kataib Hizbullah Irak telah menekankan bahwa pasukan militer Amerika harus menarik diri dari negara Arab itu. Mereka bersumpah bahwa mereka siap untuk memaksan hal itu.
Kelompok anti-teror, yang merupakan bagian dari Unit Mobilisasi Populer, atau yang lebih dikenal dengan kata Arabnya Hashd al-Shaabi itu, mengumumkan pernyataan pada hari Kamis (29/07), bahwa mereka telah dan akan dengan tegas menentang dominasi kekuatan kolonial “jahat” atas sumber daya alam Irak.
Pernyataan yang dikutip Al-Mayadeen itu mencatat bahwa Kataib Hizbullah akan terus menjalankan tugasnya terlepas dari tekanan dan tantangan yang mungkin dihadapinya.
“Semua kelompok perlawanan telah menjadi duri di mata musuh Amerika. Kami sepenuhnya siap untuk sekali lagi mengusir pasukan AS dari Irak dengan penghinaan,,” bunyi pernyataan itu.
BACA JUGA:
- Tiga Konvoi Pasukan AS Kembali Jadi Sasaran di Irak
- Pasca Ketemu PM Irak, Biden Tegaskan Pasukan AS Tinggal
Kataib Hizbullah juga memperingatkan bahwa kejutan lebih lanjut menunggu pasukan pendudukan Amerika jika mereka bersikeras mempertahankan keberadaan di tanah Irak.
Namun Jafar al-Hussaini, juru bicara gerakan perlawanan, menegaskan bahwa faksi Irak itu tidak akan menargetkan misi diplomatik di negara itu. Ia menggambarkan serangan terhadap kedutaan besar AS di Zona Hijau Baghdad sebagai operasi bendera palsu yang bertujuan menipu bangsa Irak.
BACA JUGA:
- Menlu Irak Dikecam Pasca Pernyataan ‘Irak Butuh AS’
- Komandan Pasukan Quds Iran tiba di Irak Pasca Pertemuan Kadhimi-Biden
“Fasilitas diplomatik di Irak tidak ada dalam daftar target pasukan perlawanan. Serangan terhadap kedutaan besar AS yang jahat di Baghdad dimaksudkan untuk mengganggu persamaan dan menipu rakyat Irak,” kata Hussaini kepada TV berbahasa Arab al-Mayadeen yang berbasis di Beirut, Kamis.
“Para pelaku serangan terhadap kedutaan jahat mengejar kepentingan yang merusak, dan afiliasi mereka mencurigakan,” tambahnya. (ARN)
