Washington, ARRAHMAHNEWS.COM – Amerika Serikat menekan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett untuk tidak mengubah aturan konfrontasi dengan Hizbullah sebelum dimulainya kembali pembicaraan nuklir di Wina pada September mendatang.
Hal ini dinyatakan oleh sumber diplomatik kepada surat kabar Al-Sharq al-Awsat dan dikutip oleh situs Yediot Aharonot.
BACA JUGA:
- Buru Penyerang Kapal Israel, Inggris Kirim Pasukan Khusus ke Yaman
- Atwan: Serangan Hizbullah Tampakkan Kebodohan Israel
Menurut sumber tersebut, Israel dan Hizbullah mengirim pesan ke UNIFIL bahwa mereka tidak tertarik untuk mengubah aturan konflik, setelah tekanan dari Amerika Serikat dan Prancis dari kedua belah pihak.
Pemerintah Lebanon juga berada di bawah tekanan konfrontasi di selatan, yang akan meningkatkan kemungkinan keruntuhan negara itu, sebuah langkah yang coba dimainkan oleh Amerika Serikat dan Prancis.
Ini terjadi pada saat para jenderal Israel mengantisipasi konfrontasi militer dengan Lebanon. “Kita akan berperang regional melawan Iran, kita perlu mengambil inisiatif,” kata Hassoun, mantan pejabat senior di militer Israel.
BACA JUGA:
- Jenderal Iran: Serangan Roket Hizbullah ke Israel Adalah Pesan Perang
- Balasan Hizbullah Bubarkan Niat Sok PM Israel
Sementara sumber keamanan Israel mengatakan, kita sudah dekat perang besar. Channel “Kan” mengutip sumber yang mengatakan bahwa situasi di Lebanon mengkhawatirkan, dan sekarang ada kesadaran bahwa sebuah front telah terbuka di perbatasan.
Untuk hari ketiga berturut-turut, tentara Israel terus meningkatkan status siaga di sepanjang jalur perbatasan dengan Lebanon, mengingat situasi keamanan saat ini. (ARN)
Sumber: Raialyoum
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS
