Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Pegiat media sosial Denny Siregar mengomentari sosok pria berjanggut yang memakai gamis merah panjang yang membentak dan melawan aparat kepolisian saat peristiwa perusakan masjid dan pembakaran tempat tinggal milik jemaah Ahmadiyah di Desa Balai Harapan, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, pada Jumat (3/9/2021).
Dalam kicauan di twitternya, Denny mengatakan bahwa pria provokator tersebut mirip Teletubbies.
Baca:
- Buya Syafii: Belajar dari ISIS, Indonesia Harus Waspada Taliban!
- Yusuf Muhammad: Pelaku Pedofilia Dapat Panggung di TV, KPI Jago Ngeles!
“Dicari. Dipsy Teletubbies provokator pembakaran tempat ibadah di Sintang Kalbar”, @Dennysiregar7
Dicari. Dipsy Teletubbies provokator pembakaran tempat ibadah di Sintang Kalbar.. pic.twitter.com/yybSLBVjU7
— Denny siregar (@Dennysiregar7) September 6, 2021
Awalnya, Denny sempat menyebutnya Dipsy. Namun, Denny kemudian meralatnya dan menyebut penampilan pria berjanggut bergamis merah itu mirip Teletubbies Po.
Ternyata Po. Bukan Dipsy. Hahaha.. pic.twitter.com/pAzRo4oLo6
— Denny siregar (@Dennysiregar7) September 6, 2021
“Di Sintang Kalbar ternyata pelaku pembakarannya sejenis Teletubbies. Dia Dipsy,” tulis Denny di Instagram.
Denny lantas mengapresiasi polisi yang sudah menetapkan 9 orang sebagai tersangka atas kasus perusakan masjid dan pembakaran rumah tersebut.
Hanya saja, Denny menyayangkan wajah mereka tidak dipampangkan.
“Tapi kenapa wajah para pelaku ga dipamerin ya.. Terutama si Po yg pake daster merah itu. Gemes gua liatnya, kayak boneka panda.
Sebelumnya, dua orang pria berjanggut terekam kamera menantang aparat kepolisian di tengah-tengah momen pengrusakan rumah ibadah dan pembakaran rumah milik jemaah Ahmadiyah di Desa Balai Harapan, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, pada Jumat (3/9/2021).
Seorang dari mereka, memakai baju gamis panjang ala Arab berwarna abu-abu, terlihat menantang sejumlah polisi yang memintanya untuk mundur.
Ia bahkan terlihat sengaja membenturkan badannya ke badan seorang prajurit TNI di lokasi. Ia terlihat tidak senang karena aksinya dihalangi oleh aparat.
“Semua ada SOP-nya. Jangan melanggar hukum, kita sama-sama Islam. Kita sama-sama habis salat Jumat. Ya, Kita sama-sama habis salat Jumat!” ujar seorang polisi mengingatkan pria berjanggut itu.
Kemudian, seorang pria berjanggut lainnya yang mengenakan gamis warna merah, juga marah-marah kepada polisi.
“Itu mereka (Ahmadiyah) beda! Beda!” teriaknya.
Sayangnya, saat itu, aparat kepolisian tidak bersikap tegas terhadap mereka. Justru, polisi itu malah menyampaikan bahwa ia berpandangan serupa dengan pria tersebut.
“Sama! Saya juga tidak setuju dengan Ahmadiyah!” kata polisi itu.
Pria berjanggut bergamis merah itu terlihat saling adu mulut dengan aparat kepolisian dan meninggikan suaranya.
Kemudian, pria berjanggut yang bergamis abu-abu kembali datang dan mendekati polisi yang mengingatkan mereka untuk tidak bertindak kasar. Ia kemudian mengancam sambil tunjuk-tunjuk dan bertanya agama.
“Heh, Bang, abang Islam, bukan? Itu (Ahmadiyah) Islam, bukan? Itu Islam, bukan!” teriaknya tepat di wajah polisi tersebut, sembari jari telunjuknya mengarah ke arah masjid Ahmadiyah.
Sebelumnya diberitakan, pada Jumat (3/9/2021), ratusan warga dari Aliansi Umat Islam merusak masjid tempat jemaah Ahmadiyah beribadah di Desa Balai Harapan, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Baca: BNPT: Banyak Teroris Bermadzhab Wahabi dan Salafi
Tidak cuma masjid, warga juga membakar sejumlah rumah milik jamaah Ahmadiyah di desa tersebut.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga menegaskan bahwa kebanyakan tersangka intoleran dan teroris yang ditangkap oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan BNPT merupakan pemeluk Islam dengan latar belakang mazhab Wahabi dan Salafi yang jihadis. (ARN)
Artikel ini telah tayang di Suara Islam.
