New York, ARRAHMAHNEWS.COM – Dalam pidato untuk Sidang Umum PBB (UNGA), Raja Salman dari Arab Saudi mengklaim beberapa sikap kontradiktif terutama tentang Iran dan Yaman. Diantaranya menyebut menginginkan pembicaraan yang akan mengarah pada pembangunan kepercayaan dengan Iran, namun mengungkit tuduhan “senjata nuklir” Iran yang tak pernah ada.
“Kebijakan luar negeri Arab Saudi didasarkan pada dukungan dialog untuk perdamaian,” kata Raja Arab Saudi pada hari Rabu dalam pidatonya yang direkam sebelumnya kepada UNGA, sebagaimana dikutip Al Arabiya.
BACA JUGA:
- Putra Mahkota Saudi Gunakan Taliban untuk Ganyang Iran
- Takut Serangan Iran, Arab Saudi Minta Kepastian dari AS
Raja Salman menambahkan, “Perdamaian adalah pilihan strategis di Timur Tengah.”
Mengenai Iran, ia berkata bahwa Iran adalah tetangga Arab Saudi dan menyatakan harapan bahwa pembicaraan Riyadh dengan negara itu akan mengarah pada pembangunan kepercayaan. Namun Raja melanjutkan untuk menekankan pentingnya mencegah Iran memiliki “senjata nuklir.”
Klaim raja Saudi ini disampaikan meski faktanya Republik Islam Iran telah berulang kali menyatakan bahwa program nuklir Iran dilakukan semata-mata untuk tujuan damai dan bahwa, menurut fatwa Pemimpin Revolusi Islam, senjata nuklir dilarang.
Raja Saudi itu kemudian menuduh tentara Yaman dan komite populer menargetkan sasaran sipil di kerajaan sambil mengklaim “Arab Saudi menghormati kedaulatan nasional semua negara dan tidak ikut campur dalam urusan internal mereka.”
BACA JUGA:
- Jenderal Iran: AS Terjebak antara 2 Pilihan “Sial” di Yaman
- HRW Semprot Saudi yang Cari Pujian Sambil Langgar Hak Pekerja Yaman
Menurut Al-Jazeera, Raja mengatakan bahwa Houthi menolak inisiatif damai untuk mengakhiri perang dan bahwa kerajaan akan mempertahankan diri dari rudal balistik dan drone bersenjata.
MNA menyebut bahwa klaim Raja bertentangan dengan kenyataan di lapangan di Yaman. Kerajaannya adalah pihak yang mengobarkan perang dan blokade terhadap negara Yaman sejak 2015 dengan dukungan AS, Inggris, dan rezim Israel. Riyadh sejauh ini telah berjanji untuk mengakhiri blokade dan serangan udara di Yaman dalam pembicaraan dengan Yaman tetapi kata-katanya bertentangan dengan tindakannya di lapangan. (ARN)
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS
