Iran, ARRAHMAHNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan bahwa perilaku Amerika Serikat akan menentukan hasil pembicaraan nuklir Iran dengan kekuatan dunia. Ia menekankan bahwa Teheran tidak mempercayai keseriusan Washington untuk kembali ke perjanjian nuklir dengan Iran.
Amir-Abdollahian membuat pernyataan itu dalam konferensi pers yang diadakan di sela-sela Sidang Umum PBB ke-76 di New York City pada hari Jumat.
BACA JUGA:
- Kepala Nuklir Iran: Kamera yang Dipasang Dibawah JCPOA Dinonaktifkan
- Pembicaraan Wina: Iran Tetapkan Syarat Pastikan AS Tak Bisa Keluar dari JCPOA
“Kriteria kami adalah perilaku praktis yang kami amati dari politisi dan negarawan Amerika. Kami akan membuat keputusan berdasarkan perilaku praktis Presiden AS Joe Biden,” kata diplomat top Iran itu, seperti dilansir PressTV.
AS, di bawah mantan presiden Donald Trump, secara sepihak telah menarik diri dari kesepakatan itu dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Republik Islam, meskipun Iran telah sepenuhnya mematuhi kesepakatan itu.
Mengacu pada JCPOA, Amir-Abdollahian mencatat bahwa AS di satu sisi bersikeras untuk kembali ke kesepakatan dan meminta Iran untuk kembali ke pembicaraan Wina, tetapi pada saat yang sama menjatuhkan sanksi baru terhadap Republik Islam. Ia mengatakan perilaku seperti itu bersifat paradoks, yang tidak mengandung pesan membangun.
“Perilaku Amerika Serikat yang menentukan hasil negosiasi JCPOA. Sejak Biden menjabat, dia hanya membuat pernyataan yang kontradiktif alih-alih mengambil tindakan konstruktif, ”tegas Amir-Abdollahian.
Lebih lanjut Menlu Iran menekankan bahwa pemerintahan baru di Iran yang dipimpin oleh Presiden Ebrahim Raeisi adalah pemerintahan yang pragmatis.
BACA JUGA:
- Pembicaraan Rahasia Israel-Amerika Soal Nuklir Iran
- Peringatan Ayatullah Khamenei: Bahayakan Negara, Pembicaraan Wina Tak Boleh Berlarut-larut
Yang paling penting bagi kami adalah “sejauh mana negarawan Amerika memenuhi komitmen mereka. Tidak dapat diterima bagi Biden untuk berbicara tentang negosiasi, perjanjian, dan bahkan permintaan untuk pembicaraan bilateral dengan Republik Islam, tetapi pada saat yang sama, melanjutkan. kebijakan yang salah dari pendahulunya Donald Trump,” tambah Amir-Abdollahian.
Ia lebih lanjut mengatakan bahwa Iran sedang meninjau kasus pembicaraan Wina, mencatat bahwa itu akan segera dilanjutkan. Abdollahian juga menekankan bahwa Iran menganggap negosiasi sebagai konstruktif ketika memiliki hasil yang nyata dan praktis.
Berbicara pada Sesi ke-76 Majelis Umum PBB pada hari Selasa, Biden mengumumkan kesediaannya untuk bergabung kembali dengan JCPOA.
Presiden AS mengatakan Washington “bekerja” dengan China, Prancis, Rusia, Inggris dan Jerman untuk “melibatkan Iran secara diplomatis dan untuk kembali ke” JCPOA. “Kami siap untuk kembali ke kepatuhan penuh jika Iran melakukan hal yang sama,” katanya. (ARN)
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS
