New York, ARRAHMAHNEWS.COM – Suriah dan Rusia mengecam berlanjutnya politisasi file kimia oleh negara-negara tertentu, dan mempertahankan bahwa pemerintah Damaskus telah menghormati komitmennya di bawah Konvensi Senjata Kimia, bertentangan dengan klaim yang dibuat oleh negara-negara Barat dan sekutunya.
Berbicara pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Senin, Perwakilan Tetap Suriah untuk PBB Bassam Sabbagh menolak serangkaian tuduhan yang dibuat oleh beberapa negara peserta, termasuk AS, Prancis, dan Inggris, bahwa pemerintah Damaskus melanggar Peraturan Konvensi Senjata Kimia dan gagal bekerja sama dengan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).
BACA JUGA:
- Parlemen Yaman ke DK PBB: Hentikan Kejahatan Perang Saudi
- Video Viral! Anak Amien Rais Ancam Gus Miftah
Bassam Sabbagh mengatakan Suriah dengan keras menentang penggunaan senjata kimia dalam keadaan apapun, dan secara sukarela bergabung dengan Konvensi Senjata Kimia dan memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian itu, serta sangat ingin bekerjasama dengan OPCW untuk menutup arsipnya sesegera mungkin.
Diplomat Suriah menekankan pernyataan beberapa negara pada sesi tersebut, yang menunjukkan bahwa mereka masih bersikukuh untuk tidak mengakui kebenaran, terus mempolitisasi file kimia Suriah, dan melontarkan tuduhan tak berdasar pada pemerintah Damaskus.
Sabbagh menambahkan bahwa Suriah menyesalkan tidak adanya ketidakberpihakan dalam pengarahan Wakil Sekjen PBB untuk Urusan Perlucutan Senjata, Izumi Nakamitsu.
Diplomat Suriah melanjutkan dengan mengatakan bahwa komite pencari fakta OPCW masih tidak mau menerima kenyataan bahwa kelompok teroris yang membuat kekacauan di Suriah memiliki bahan kimia beracun, mencela kampanye kotor yang dilakukan terhadap negaranya.
Sabbagh mengatakan bahwa Suriah dan negara-negara lain berulang kali menuntut peninjauan kembali laporan tentang dugaan serangan kimia di kota Douma. British Broadcasting Corporation (BBC) juga telah mengakui bahwa ada ketidakseriusan dalam film dokumenter Radio 4 di kota Douma, dugaan penyerangan pada 7 April 2018.
BACA JUGA:
- Jurnalis: Barat Putarbalikkan Fakta Selama Perang Suriah
- Teroris Jabhat Nusra Kirim Rudal Beracun ke Suriah
Duta Besar Suriah untuk PBB menambahkan bahwa beberapa negara anggota Dewan Keamanan PBB bersikeras mempolitisasi file kimia Suriah dengan mempertanyakan kerjasama negara Arab dengan OPCW, menutup mata terhadap kegiatan kelompok teroris di Suriah dan memanipulasi mekanisme untuk meloloskan resolusi terhadap Suriah.
Membela Suriah pada sesi tersebut, perwakilan Rusia juga mengatakan OPCW telah berubah menjadi instrumen politis yang digunakan oleh negara-negara Barat untuk menghukum pemerintah yang tidak diinginkan.
Berkas kimia Suriah tidak lagi ada hubungannya dengan masalah non-proliferasi senjata kimia, kata Rusia, dan menambahkan bahwa Damaskus terus melaksanakan kewajibannya di bawah Konvensi.
Media dan pemerintah Barat telah berulang kali menuduh pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia terhadap warganya sendiri di tengah kampanye militernya melawan teroris.
Sementara Suriah menyerahkan persediaan senjata kimianya pada tahun 2014 ke misi bersama yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan OPCW, yang mengawasi penghancuran persenjataan tersebut. Ia juga secara konsisten membantah menggunakan senjata kimia.
Rusia menyatakan bahwa sekutu Suriahnya tidak menggunakan senjata terlarang atau melanggar Konvensi Senjata Kimia, yang disetujui Suriah pada 2013. (ARN)
Sumber: FNA
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS
