arrahmahnews

Erdogan Ancam Kampanye Militer Baru Terhadap Kurdi di Suriah

Ankara, ARRAHMAHNEWS.COM – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam akan meluncurkan kampanye militer baru di tanah Suriah, setelah serangan roket yang dituduhkan pada militan Kurdi menewaskan dua pasukan khusus Turki di Suriah Utara.

“Kami sudah kehabisan kesabaran mengenai daerah-daerah tertentu di Suriah yang menjadi sumber serangan teroris di Turki. Kami bertekad untuk menghilangkan ancaman yang berasal dari daerah-daerah itu,” kata Erdogan pada hari Jumat, mengacu pada kota Tel Rifaat yang dikuasai Kurdi, yang terletak di dekat kota Azaz, provinsi Aleppo, tempat serangan itu terjadi pada awal pekan ini.

Baca: 

Seeblumnya, sebuah peluru kendali diluncurkan dari Tel Rifaat oleh Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) yang didukung AS, menewaskan dua pasukan khusus Turki dan melukai dua lainnya, menurut Ankara.

Ancaman Erdogan datang ketika dua pejabat Turki yang tidak dikenal juga mengatakan bahwa Ankara sedang mempersiapkan kemungkinan aksi militer lebih lanjut terhadap YPG di Suriah Utara, jika pembicaraan tentang masalah ini dengan Amerika Serikat dan Rusia gagal.

“Sangat penting bahwa wilayah Tel Rifaat dari mana serangan terus-menerus dilakukan terhadap kami, dibersihkan,” kata seorang pejabat senior seperti dikutip oleh Reuters.

Pejabat itu menambahkan bahwa militer dan badan intelijen nasional MIT sedang membuat persiapan, tanpa memberikan rincian tentang waktu dan sifat tindakan militer Turki.

“Keputusan untuk ini telah diambil dan koordinasi yang diperlukan akan dilakukan dengan negara-negara tertentu. Hal ini akan dibahas dengan Rusia dan Amerika Serikat,” tegasnya.

Para pejabat mengatakan Erdogan akan membahas masalah ini dengan Presiden AS Joe Biden pada pertemuan puncak G20 di Roma pada akhir Oktober.

Pejabat Turki lainnya mengatakan YPG harus mundur setidaknya 30 kilometer, dan mengklaim bahwa Rusia sepenuhnya mengendalikan daerah-daerah dari mana serangan baru-baru ini datang.

Erdogan akan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin setelah pembicaraan dengan Biden, kata pejabat itu.

“Jika tidak ada hasil dari diplomasi dan PYD tidak meninggalkan daerah-daerah ini, operasi tampaknya tidak dapat dihindari,” katanya. (ARN)

Sumber: PressTV

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: