Amerika

Reaksi Irak atas Kematian Powell: Pengadilan Tuhan Menunggu

Amerika Serikat, ARRAHMAHNEWS.COM – Bagi banyak orang Irak, Colin Powell adalah pejabat Amerika yang berbohong dalam sidang Dewan Keamanan PBB pada tahun 2003 untuk membenarkan perang menghancurkan terhadap negara mereka.

Kabar kematian Powell kemarin telah menguak kembali kemarahan rakyat Irak terhadap mantan menteri luar negeri AS itu. Salah satu dari pejabat pemerintahan Bush yang mereka anggap bertanggung jawab atas invasi AS dimana selama puluhan tahun menyebabkan kematian, kekacauan dan kekerasan di Irak.

Kesaksiannya di PBB adalah bagian penting dari peristiwa yang mereka katakan menimbulkan korban jiwa yang besar bagi warga Irak.

“Dia berbohong, berbohong dan berbohong,” kata Maryam, seorang penulis Irak berusia 51 tahun, ibu dari dua anak, di Irak utara.

BACA JUGA:

“Dia berbohong, dan kitalah yang terjebak dengan perang yang tidak pernah berakhir ini,” tambahnya.

Sebagai ketua Kepala Staf Gabungan, Powell mengawasi perang Teluk untuk menyingkirkan tentara Irak pada tahun 1991 setelah pemimpin Irak Saddam Hussein menginvasi Kuwait.

Tetapi rakyat Irak lebih mengingat Powell karena presentasinya di PBB yang membenarkan invasi ke negara mereka dengan mengatakan Saddam memiliki senjata pemusnah massal.

Di ruang Dewan Keamanan, ia menampilkan foto dan diagram yang dimaksudkan untuk merinci senjata pemusnah massal Irak, serta terjemahan dari penyadapan intelijen AS. Pada satu titik, Powell mengacungkan sebuah botol kecil berisi satu sendok teh simulasi antraks, memperingatkan bahwa Irak tidak menyumbang “puluhan demi puluhan ribu sendok teh” patogen mematikan itu.

BACA JUGA:

Pada tahun 2011, Powell mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ia menyesal memberikan informasi intelijen menyesatkan yang menyebabkan invasi AS. Ia menyebutnya “noda dalam catatan saya.” Powell mengatakan komunitas intelijen banyak mengutip sumber yang salah.

Tidak ada senjata seperti itu yang pernah ditemukan, dan pidato itu kemudian dicemooh sebagai titik terendah dalam karirnya.

“Saya sedih dengan kematian Colin Powell tanpa diadili atas kejahatannya di Irak … Tapi saya yakin pengadilan Tuhan akan menunggunya,” cuit Muntadher al-Zaidi, seorang jurnalis Irak yang melampiaskan kemarahannya pada AS dengan melemparkan sepatunya ke Presiden George W Bush saat konferensi pers 2008 di Baghdad. (ARN)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: