Amerika, ARRAHMAHNEWS.COM – Seorang analis terkemuka AS mengatakan kerusakan dari serangan baru-baru ini di pangkalan militer Tanf di perbatasan Suriah-Irak, sangat signifikan, tetapi Washington menyembunyikannya untuk menghindari eskalasi.
Dalam sebuah posting di akun twitter-nya, Charles Lister, seorang rekan senior dan direktur Program Penanggulangan Terorisme dan Ekstremisme di Institut Timur Tengah di Washington, merilis gambar setelah serangan drone dan roket di pangkalan al-Tanf, provinsi Homs, Suriah.
BACA JUGA:
- Dicegat Tentara Suriah di Hasakah, Konvoi Pasukan AS Mundur
- Israel Masukkan 6 Organisasi HAM Palestina ke Daftar Teroris
“Terlihat dari gambar yang bocor, serangan drone & roket [#Iran] di al-Tanf, #Syria (pangkalan bagi pasukan AS) pada Rabu malam cukup signifikan,” katanya, dengan menuduh Iran terlibat tanpa dasar.
“DOD mengkonfirmasi serangan itu, tetapi tidak memberikan info lain-jelas disembunyikan, untuk menghindari hype/eskalasi,” tambahnya, merujuk pada Departemen Pertahanan AS.
Judging from leaked images, the [#Iran] drone & rocket attack on al-Tanf in SE #Syria (home to U.S. troops) on Weds night was quite significant.
DOD confirmed the attack, but has provided no other info — clearly being hushed up, to avoid hype/escalation. pic.twitter.com/AAanM7S1tc
— Charles Lister (@Charles_Lister) October 22, 2021
Pada hari Rabu, pangkalan al-Tanf berada di bawah serangan terkoordinasi, yang melibatkan drone dan roket yang tidak diketahui, tetapi para pejabat Amerika mengatakan tidak ada cedera atau kematian.
Komando Pusat AS (CENTCOM) mengkonfirmasi insiden itu dalam sebuah pernyataan, dan menggambarkannya sebagai “serangan yang disengaja dan terkoordinasi.”
“Semua personel AS telah dipertanggungjawabkan,” bunyi pernyataan itu. “Kami mempertahankan hak pertahanan diri yang melekat dan respons pada waktu dan tempat yang kami pilih.”
Pasukan AS dan koalisi berbasis di al-Tanf untuk melatih militan anti-Damaskus. Pangkalan militer itu terletak dekat dengan persimpangan antara perbatasan Suriah, Yordania, dan Irak.
Ini adalah satu-satunya pangkalan militer AS yang tidak terletak di daerah yang dikuasai oleh militan Kurdi di negara Arab, yang telah digunakan untuk menyerang pejuang anti-teror di Suriah dan Irak.
Washington secara sepihak mendeklarasikan “zona de-konflik” sepanjang 55 kilometer di sekitar fasilitas itu, dan sering mengancam akan menargetkan pasukan Suriah di dalam area tersebut. (ARN)
Sumber: Al-Mayadeen
