Arab Saudi, ARRAHMAHNEWS.COM – Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MbS) menggunakan tim tentara bayaran yang disebut “Pasukan Harimau” untuk melakukan penculikan dan pembunuhan di luar proses hukum. Hal ini diungkap mantan kepala mata-mata Saudi dalam wawancara di acara 60 Minutes, jaringan CBS.
“Tim ini diciptakan untuk melakukan pekerjaan kotor bagi MbS“, kata Saad Al-Jabri kepada pembawa acara Scott Pelley.
BACA JUGA:
- Al-Jabri: MbS Membual Akan Bunuh Raja Abdullah pada 2014
- Peluncuran Buku “MbS Seorang Diktator Brutal”
Sebelumnya pejabat nomor dua di intelijen Saudi itu, Al-Jabri, adalah penasihat utama Mohammed bin Nayef, keponakan Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud.
Bin Salman menggantikan bin Nayef sebagai pewaris tahta Saudi dalam pembersihan istana kerajaan di 2017.
Pada saat itu, Al-Jabri telah meninggalkan Arab Saudi, mengatakan bahwa ia tidak lagi merasa aman. Setelah kudeta, ia melarikan diri ke Kanada, di mana dia sekarang tinggal di pengasingan.
Al-Jabri mengatakan kepada Pelley bahwa Mohammed bin Salman (MbS) membentuk “Pasukan Harimau” pada tahun 2015.
Al-Jabri mengatakan bin Salman telah mendekatinya dan memintanya untuk menculik pangeran Saudi di Eropa, yang menurut bin Salman dianggap secara politis menentangnya.
BACA JUGA:
- Tak Ada Satupun Pangeran Saudi Lolos dari Kejahatan MbS
- Media India: MbS Ubah Saudi Jadi ‘Negara Nakal’
Al-Jabri mengatakan dia menolak, memberi tahu bin Salman bahwa dirinya tidak akan melakukan apa pun untuk merusak reputasi intelijen Saudi.
“Dia berbalik dan mengumpulkan orang-orangnya sendiri sejak saat itu,” kata Al-Jabri.
Nama Pasukan Harimau telah disebutkan dalam penyelidikan pembunuhan jurnalis Arab Saudi dan kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi pada 2018.
Departemen Keuangan AS pada Februari memberi sanksi kepada kelompok, yang juga disebut pasukan Intervensi Cepat, atas peran mereka dalam pembunuhan Jamal Khashoggi. (ARN)
