Lebanon, ARRAHMAHNEWS.COM – Menteri luar negeri Lebanon mengatakan bahwa Arab Saudi mendikte persyaratan yang tidak mungkin, dengan meminta Beirut untuk mengurangi peran Hizbullah. Ia menambahkan bahwa perselisihan Beirut dengan Riyadh dapat diselesaikan jika kerajaan setuju untuk berdialog dengan kabinet Lebanon yang baru.
“Jika mereka hanya menginginkan kepala Hizbullah di atas piring, kami tidak dapat memberikan itu kepada mereka,” kata menteri Abdallah Bou Habib, kepada Reuters dalam sebuah wawancara pada hari Selasa (02/11).
“Hizbullah adalah komponen politik di Lebanon. Mereka memiliki dimensi bersenjata regional, ya, tapi ini di luar apa yang bisa kita selesaikan,” katanya.
Pada hari Selasa, Bou Habib mengatakan kepada Reuters bahwa dia yakin dialog timbal balik antara Lebanon dan Arab Saudi adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan perselisihan. Namun ia menambahkan bahwa tidak ada pertemuan di tingkat manapun antara kedua belah pihak sejak kabinet Perdana Menteri Najib Mikati dibentuk pada 10 September.
BACA JUGA:
- Hizbullah: Krisis Lebanon karena Ketakutan MBS akan Kejatuhan Ma’rib
- Meski Ditekan Saudi, Menteri Penerangan Lebanon Tolak Mundur
“Belum ada dialog (dengan Arab Saudi) bahkan sebelum masalah dengan menteri Kordahi … duta besar Saudi di sini tidak pernah berkomunikasi dengan kami,” kata Bou Habib.
“Ia (duta besar Saudi) ada di sini dan berkomunikasi dengan banyak politisi Lebanon, tetapi ia tidak berkomunikasi dengan kami,” katanya.
“Kami perlu tahu apa yang mereka inginkan… kami lebih memilih dialog daripada mendikte.”
BACA JUGA:
- Menlu Lebanon Sebut Arab Saudi Sedang Menzalimi Beirut
- Saudi dan Bahrain Kompak Usir Duta Besar Lebanon
Kordahi telah menolak untuk mengundurkan diri atas insiden yang ramai baru-baru ini, tetapi Bou Habib mengatakan tidak jelas apakah pengunduran dirinya akan menyelesaikan keretakan dengan Saudi pada saat ini, meskipun hal seperti itu akan cukup bagi negara Teluk lain.
Satu-satunya tawaran di atas meja menuju resolusi sejauh ini datang dari Qatar, yang Emirnya bertemu Mikati di Glasgow di sela-sela pertemuan COP26 pada hari Senin, kata Bou Habib.
“Ada kemungkinan mediasi Qatar,” kata Bou Habib, tetapi menambahkan bahwa itu masih dalam tahap awal dan Qatar belum berbicara dengan Saudi mengenai masalah tersebut. (ARN)
