arrahmahnews

Sekjen Hizbullah: Arab Saudi Provokasi Perang Saudara di Lebanon

Lebanon, ARRAHMAHNEWS.COM – Sekjen gerakan perlawanan Hizbullah menuduh Arab Saudi berusaha memprovokasi perang saudara di Lebanon, dengan mengatakan bahwa Riyadh berpura-pura berteman dengan rakyat dan pemerintah Lebanon sambil mendorong sekutunya untuk melawan gerakan perlawanan rakyat di negara itu.

Hassan Nasrallah membuat pernyataan itu dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Kamis, saat berpidato di sebuah upacara yang diadakan untuk memperingati Hari Martir Hizbullah, yang setiap tahun jatuh pada 11 November.

Baca: 

“Diasumsikan bahwa Arab Saudi menampilkan dirinya sebagai teman orang-orang Lebanon, tetapi masalahnya adalah dengan Hizbullah. Apakah ini cara seorang teman berurusan dengan temannya?” kata Nasrallah.

Dia menambahkan, “Tekanan Saudi [pada menteri penerangan Lebanon untuk mengundurkan diri atas pernyataan yang dibuat tentang perang Yaman] adalah bagian dari pertempuran melawan perlawanan di Lebanon dan bukan dengan Hizbullah sebagai partai politik, karena itu [pertempuran] melawan perlawanan.”

“Kami tahu peran Saudi dalam perang [33 hari] pada Juli 2006 dan hasutan Saudi untuk melanjutkan perang itu,” tegas Sekjen Hizbullah, dan menambahkan, “Arab Saudi ingin sekutunya di Lebanon melayani Israel dan Amerika untuk berperang dengan Hizbullah.”

Sekjen Hizbullah menggarisbawahi bahwa Arab Saudi “belum memberikan bantuan apa pun kepada Lebanon selama bertahun-tahun karena menginginkan perang saudara” di negara itu.

Riyadh mengarang krisis dengan Lebanon atas komentar Yaman

Pemimpin gerakan perlawanan Hizbullah juga mengatakan bahwa Arab Saudi telah mengarang krisis dengan Lebanon atas komentar yang dibuat oleh menteri penerangan Lebanon atas perang Saudi di Yaman.

Nasrallah mengatakan reaksi berlebihan Riyadh terhadap komentar Kordahi adalah alasan untuk membuka front melawan gerakan perlawanan.

“Reaksi Arab Saudi terhadap pernyataan Kordahi sangat dilebih-lebihkan,” katanya, dan menambahkan, “Ada pejabat Amerika dan diplomat Arab yang menggambarkan perang di Yaman dalam istilah yang lebih keras daripada pernyataan Kordahi.”

Sekjen Hizbullah menambahkan bahwa “Masalah utama Arab Saudi adalah dengan Yaman, khususnya di Ma’rib, dan hasil perang yang gagal total.”

Dia menekankan bahwa perselisihan dengan Lebanon adalah tanggapan Arab Saudi terhadap keuntungan pasukan Yaman melawan pasukan yang didukung Saudi di Ma’rib, tetapi tekanan itu tidak akan berhasil dan kejatuhan kota itu pada akhirnya akan memiliki konsekuensi “sangat besar”.

Berbicara kepada Arab Saudi, Nasrallah menyatakan “Jika Anda ingin menghentikan perang, satu-satunya cara untuk melakukannya adalah menerima gencatan senjata dan mencabut blokade di Yaman.” (ARN)

Sumber: Al-Mayadeen

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: