Amerika Serikat, ARRAHMAHNEWS.COM – Aktivis hak asasi manusia dan anti-apartheid menyerukan untuk memboikot penyanyi asal Kanada Justin Bieber setelah pengumuman bahwa tur dunianya bertajuk “Justice World Tour” akan digelar di apartheid Israel setelah dua pertunjukannya di Afrika Selatan.
Bintang berusia 27 tahun itu akan tampil pada 22 Oktober 2022 di negara pendudukan setelah dua pertunjukan di Cape Town dan Johannesburg sebagai bagian dari Justice World Tour.
BACA JUGA:
- Senat AS Loloskan RUU Anti-Boikot Israel, Kelompok HAM: Baca Konstitusi!
- Ratusan Akademisi Inggris Tanda-Tangani Surat Perjanjian Boikot Israel
Aktivis anti-apartheid, terutama di Afsel, menyerukan untuk memboikot penyanyi tersebut, menekankan bahwa pertunjukannya sama sekali bukan keadilan, mengingat pemberhentian berikutnya setelah Afrika Selatan adalah apartheid Israel, seperti dilansir QudsNen.
Justin Bieber telah dituduh mendukung negara apartheid dengan setuju untuk tampil di Tel Aviv.
Kelompok HAM Code Pink sudah memulai petisi yang menyerukan penyanyi itu untuk membatalkan pertunjukannya di negara bagian pendudukan.
Extremely disappointed that Justin Bieber is playing Isra£l afterwards 💀. I’ve been to every concert he’s had in SA but this time it’s a miss from me🇵🇸 https://t.co/bmv2t178sX
— Tasneem de Villiers (@tasneemdv) November 16, 2021
Justin Bieber supports apartheid, land theft and genocide, to perform in Israel 🇮🇱 in 2022 https://t.co/veL9Q0TogX
— Pinzgauer 🚚Honk! 🇨🇦#Truckers (@PrinzEu29528267) November 16, 2021
“Ketika anda merilis album Justice, (anda) menghadapi kritik karena menggunakan sampel Dr. Martin Luther King dalam lagu-lagu di album itu”, demikian bunyi petisi tersebut.
“Anda menanggapi kritik dengan mendengarkan dan belajar dan mengakui bahwa Anda “tidak cukup tahu” dan Anda belum mendapatkan pelajaran tentang sejarah kulit hitam selama Anda dibesarkan. “Saya ingin terus tumbuh dan belajar tentang semua ketidakadilan sosial dan bagaimana tentang semua itu, agar saya menjadi lebih baik,” kata Anda. Kami harap Anda belajar tentang kejahatan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina dan mengikuti ajaran Dr. Martin Luther King untuk berdiri bersama yang tertindas.” (ARN)
