Amerika Serikat, ARRAHMAHNEWS.COM – Malikah Shabazz, salah satu dari enam putri aktivis HAM, Malcolm X, ditemukan tewas pada Hari Senin (22/11) di rumahnya di Brooklyn, New York.
“Shabazz, 56 tahun, ditemukan tidak sadarkan diri di rumahnya di Midwood pada Senin sore, dan kematiannya tidak dianggap mencurigakan,” kata juru bicara NYPD dalam pengumumannya.
BACA JUGA:
- Tokoh-tokoh Politik Kecam Komentar Islamophobia Senator Australia
- Analis: Islamophobia Terinspirasi Zionisme Merebak di Seluruh Amerika
Polisi merespons tak lama setelah pukul 16:30, dan layanan darurat sudah berada di tempat kejadian.
“Putri Shabazz telah menelepon 911,” tambah polisi.
Kematiannya dilaporkan Senin pagi oleh NBC New York. Pemeriksa medis mengatakan kepada stasiun itu bahwa ia ditemukan tidak responsif dan dinyatakan meninggal.
Malcolm X dibunuh pada tahun 1965. Minggu lalu dua orang yang dihukum karena membunuhnya dibebaskan.
Keputusan pembebasan Muhammad Aziz dan Khalil Islam dari hukuman dikeluarkan pada hari Kamis. Mereka selalu menyatakan kalau mereka tidak bersalah dalam pembunuhan. Islam meninggal pada tahun 2009.
BACA JUGA:
- Perang Suriah Bongkar Strategi Zionis-Amerika Hancurkan Islam dan Musuhnya
- Provokasi Unjuk Rasa Anti Islam Di Masjid Amerika
Malikah Shabazz, salah satu dari anak kembar, lahir setelah ayah mereka dibunuh.
Ibu mereka sedang mengandung mereka ketika Malcolm X ditembak mati di Audubon Ballroom di New York City, di mana ratusan orang berkumpul untuk mendengarnya berbicara, pada 21 Februari 1965.
Bernice King, putri atau Martin Luther King Jr., mentweet belasungkawanya, mengatakan ia sangat sedih.
“Hati saya tertuju pada keluarganya, keturunan Dr. Betty Shabazz dan Malcolm X,” tambahnya. (ARN)
