Iran, ARRAHMAHNEWS.COM – Presiden Iran Ibrahim Raisi menegaskan bahwa Iran bekerja untuk menggagalkan dan mencabut sanksi pada saat yang sama, sekali lagi menyatakan penolakan Iran untuk menghubungkan ekonomi dengan nasib negosiasi.
Dalam wawancara yang disiarkan televisi, Raisi berkata: Kami berpartisipasi dalam negosiasi dengan cakap dan menyajikan dua teks yang sesuai dengan perjanjian nuklir tentang masalah nuklir dan sanksi, seperti dilansir Al-Alam.
BACA JUGA:
- Iran: E3 Adopsi Pendekatan Minimalis soal JCPOA
- Abdollahian: Iran Tak Optimis tentang Niat AS dan E3 di Wina
“Pihak-pihak yang berseberangan dengan Iran berpikir bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam negosiasi dan tidak akan mengatakan apa-apa. Mereka mengira kami tidak memiliki inisiatif [untuk hadir],” kata Raeisi dalam wawancara yang disiarkan televisi pada Minggu (05/12). “Namun hari ini, terbukti kepada seluruh dunia bahwa Iran akan melakukan partisipasi yang kuat dan bermartabat dalam pembicaraan ini,” tambahnya, seperti dilansir PressTV.
“Republik Islam telah meneruskan dua dokumen yang berkaitan dengan masalah nuklir dan masalah sanksi selama pembicaraan,” kata presiden. “Kedua dokumen itu sangat cocok dengan isi JCPOA,” tambahnya.
Pernyataan Presiden Raeisi itu rupanya dimaksudkan untuk membantah tuduhan yang telah dibuat oleh Inggris, Prancis, dan Jerman bahwa proposal Iran tidak sejalan dengan ketentuan JCPOA.
Trio Eropa telah menyelaraskan diri mereka dengan kebijakan “tekanan maksimum” AS, di mana Washington meninggalkan JCPOA pada 2018 dan mengembalikan sanksi.
“Memperhatikan bahwa tiga negara Eropa tidak memiliki banyak kekuatan pengambilan keputusan di Wina,” katanya, “tidak satu pun dari negara-negara ini yang dapat menolak teks-teks ini atau menggambarkannya sebagai tidak konsisten dengan perjanjian nuklir.” (ARN)
