China, ARRAHMAHNEWS.COM – Sebuah outlet media yang dikelola pemerintah China memperingatkan Washington bahwa Beijing tidak akan ragu untuk menyerang pasukan AS jika mereka mencoba untuk mencegah reunifikasi China dengan Taiwan.
Laporan The Global Times ini menyoroti pernyataan Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, yang sebelumnya menyatakan bahwa AS akan mengambil setiap tindakan yang mungkin, dari sudut pandang pencegahan dan diplomasi, untuk mencegah skenario di mana China mengambil alih Taiwan secara militer. Pesan itu digaungkan pada hari yang sama oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken, yang memperingatkan China bahwa skenario militer vis-a-vis Taiwan akan menjadi “kesalahan yang sangat serius”.
BACA JUGA:
- Beijing Peringatkan Taiwan: Hanya Ada Satu China
- Kapal Perang Inggris di Selat Taiwan, China Marah Besar
Bagaimanapun juga, media China itu merasa bahwa pernyataan Sullivan itu hanyalah bualan dan tidak bisa ditafsirkan sebagai manifestasi kebijakan AS. Ini karena AS tidak dapat menciptakan deterensi untuk mencegah bersatunya China daratan.
Artikel The Global Times itu selanjutnya mengklaim bahwa Washington tidak benar-benar memiliki “keinginan untuk membela Taiwan dengan segala cara”.
Bahkan dengan bahasa lebih agresif dalam artikel disebutkan bahwa adalah sangat mungkin, bahwa jika pasukan AS berani datang untuk “menyelamatkan” Taiwan, maka mereka akan diserang dengan keras oleh Tentara Pembebasan Rakyat China setelah “penyatuan kembali dengan kekuatan” benar-benar terjadi.
The Global Times memperkirakan bahwa Sullivan kemungkinan akan “menarik kembali” pernyataannya nanti, karena “AS tidak mampu” untuk membela Taiwan “dengan harga perang mematikan”.
Op-ed itu memperingatkan bahwa “penyatuan kembali dengan kekuatan” pasti akan terjadi kecuali Washington meyakinkan pihak berwenang Taiwan untuk menerima konsep ‘satu negara, dua sistem’ dan terlibat dengan China daratan “di jalur reunifikasi damai”.
BACA JUGA:
- China ke AS: Jangan Remehkan Kegigihan Kami
- AS Kalah dalam Perlombaan Senjata Hipersonik dengan China
Artikel tersebut menyalahkan Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan, yang berkuasa sejak tahun 2016, atas eskalasi ini. Menambahkan bahwa situasinya mungkin sudah melampaui titik tidak bisa kembali.
Op-ed itu diakhiri dengan masihat untuk Sullivan agar kedepannya terlebih dahulu menimbang kata-katanya dengan hati-hati, dan jangan “bermulut besar”. Jangan sampai ia “menimbulkan lebih banyak rasa malu” untuk AS. (ARN)
