Lebanon, ARRAHMAHNEWS.COM – Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, mengatakan bahwa Lebanon telah diblokade. Ia mengecam beberapa negara Arab karena menutup pintu mereka untuk Beirut, sementara pada saat yang sama membukanya untuk musuh Arab, yaitu Israel.
Mengacu pada krisis ekonomi dan keuangan Lebanon, Berri mengatakan pada hari Rabu (15/12), “Kita harus mengakui bahwa Lebanon sedang dikepung”.
BACA JUGA:
- Pernyataan Qatar-Saudi Cenderung Kambing Hitamkan Lebanon
- Krisis Saudi-Lebanon, Kordahi Akan Umumkan Pengunduran Diri
“Apakah masuk akal untuk percaya bahwa Israel, (sang) musuh, telah diterima oleh Arab seperti yang terjadi hari ini, dan bahwa Arab menutup pintu mereka bagi Lebanon? Lebanon yang telah membayar mahal untuk memperbaiki Arabisme dan identitas mereka? ya, Lebanon dikepung,” katanya dalam pertemuan dengan anggota Persatuan Editor Pers pada Hari Rabu, sebagaimana dikutip Press TV.

Arab Saudi pada bulan Oktober mengusir duta besar Lebanon dan melarang impornya setelah Menteri Informasi Lebanon saat itu George Kordahi menyerukan diakhirinya agresi pimpinan Riyadh di Yaman.
Negara-negara Arab Teluk Persia lainnya, termasuk Kuwait dan Bahrain, juga mengambil tindakan hukuman serupa terhadap Beirut.
Awal bulan ini, Kordahi mengajukan pengunduran dirinya untuk meredakan ketegangan dengan Arab Saudi, tetapi keretakan masih berlangsung.
Ini terjadi setelah sejumlah negara Arab, termasuk Uni Emirat Arab dan Bahrain, menandatangani perjanjian normalisasi yang ditengahi AS dengan Israel tahun lalu. Perjanjian yang dikutuk oleh Palestina sebagai “tikaman dari belakang” yang berbahaya.
Riyadh sendiri diperkirakan akan menandatangani kesepakatan serupa dengan Tel Aviv dalam beberapa bulan mendatang. (ARN)