Tel Aviv, ARRAHMAHNEWS.COM – Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Pusat Studi Amerika CSIS, menyoroti perkembangan dramatis dalam serangan yang diluncurkan oleh Angkatan Bersenjata Yaman di kedalaman Saudi.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa Angkatan Bersenjata Yaman meluncurkan serangkaian serangan efektif terhadap target milik Arab Saudi dan koalisi di Teluk, sebagai tanggapan atas intervensi langsung dan perang yang dilakukan oleh koalisi pimpinan Saudi di Yaman sejak 2015.
BACA JUGA:
Laporan tersebut meninjau serangan terhadap target vital Saudi, karena dilaporkan bahwa pada November 2021, angkatan bersenjata Yaman meluncurkan puluhan drone dengan bahan peledak di beberapa situs penting Saudi, termasuk kilang minyak di Jeddah.
CSIS
Menurut laporan itu, tentara Saudi mengakui bahwa mereka telah terkena ribuan rudal balistik, rudal jelajah, drone dan senjata lainnya, sementara insiden ini masih mengkhawatirkan sejauh ini.
Pusat tersebut mengkonfirmasi bahwa mereka menganalisis 4.103 operasi ofensif terhadap Kerajaan dan target lainnya di Kerajaan antara 2016 dan 2021, dan menyimpulkan bahwa Angkatan Bersenjata Yaman melancarkan kampanye perang yang semakin tidak teratur melawan Kerajaan Arab Saudi dan negara-negara lain di Teluk, dengan menggunakan rudal jelajah, rudal balistik canggih, drone dan senjat lain.
Laporan itu juga menunjukkan bahwa serangan ini datang dalam konteks eskalasi antara Yaman dan Arab Saudi, sejauh yang dijelaskan, dan bahwa jumlah serangan Yaman dua kali lipat selama sembilan bulan pertama tahun 2021, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020. Ini menunjukkan bahwa kemampuan Yaman meningkat dengan biaya yang relatif rendah dibandingkan dengan pengeluaran Saudi untuk pertahanan udara untuk melindungi wilayahnya.
Laporan tersebut menegaskan, menurut pakar militer, bahwa rudal Patriot (yang menelan biaya sekitar satu juta dolar) gagal, dan bahkan tidak dapat mengusir drone murah Yaman.
Laporan tersebut berisi banyak gambar satelit yang menunjukkan efek serangan Yaman pada banyak target di Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir. (ARN)
Sumber: Al-Masirah
Sebar:
