Rusia, ARRAHMAHNEWS.COMÂ – Presiden Rusia Vladimir Putin berdiri kokoh menentang pengerahan pangkalan militer Barat di wilayah Ukraina. Ramzan Kadyrov, kepala Republik Chechnya Rusia, menegaskan hal ini pada Senin (27/12).
“Dengan keberadaan Kiev, selalu ada tempat bagi Barat untuk menempatkan pangkalan militernya di sana dan untuk mendikte tuntutan mereka terkait negara kita,” kata Kadyrov dalam konferensi pers tahunannya. “Saya yakin presiden kita tidak akan mengizinkannya.”
BACA JUGA:
- Zakharova: NATO Pasok Senjata dan Militan ke Ukraina
- Putin Ancam NATO Tak Lewati Garis Merah Rusia di Ukraina
“Kami [Chechnya] siap bertindak sebagai pasukan infanteri untuk dikerahkan di mana saja dan menyelesaikan perintah tanpa masalah,” kata Kadyrov sebagaimana dikutip TASS.

Setelah kudeta Februari 2014 yang didukung Barat di Ukraina, Krimea dan Sevastopol mengadakan referendum, di mana 96,7% warga Krimea dan 95,6% pemilih Sevastopol memilih untuk memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani kesepakatan reunifikasi pada 18 Maret 2014, yang diratifikasi oleh Dewan Federasi (majelis tinggi parlemen Rusia) pada 21 Maret 2014. Terlepas dari hasil referendum yang meyakinkan, Kiev menolak untuk mengakui Krimea sebagai bagian dari Rusia. (ARN)