Bandung, ARRAHMAHNEWS.COM – Pernyataan anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Arteria Dahlan yang menyoal penggunaan bahasa Sunda cukup rasis itu direspon Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (sapaan Ridwan Kamil). Apalagi pernyataan Arteria Dahlan dinilai melukai masyarakat suku Sunda.
Untuk itu Kang Emil berharap kepada Arteria Dahlan untuk meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat suku Sunda. Menurut Kang Emil, bahasa daerah merupakan kekayaan budaya di Nusantara yang telah dilestarikan sejak dahulu.
BACA JUGA:
- 5 Strategi Licik Kelompok Radikal untuk Hancurkan Indonesia
- Ridwan Kamil Bertekad Rubah Jabar dari Sarang Wahabi Jadi Bumi Aswaja
“Searifnya Bang Arteria Dahlan meminta maaf kepada masyarakat Sunda,” ujar Kang Emil melalui cuitan di Twitter resminya, Selasa (18/1).
Sangat berlebihan jika Arteria Dahlan sampai harus mengusulkan pemecatan kepada pihak yang menggunakan bahasa Sunda dalam rapat. “Negeri ini sudah lelah dengan pertengkaran. Nusantara ini kaya karena perbedaan, termasuk bahasa,” ujar Ridwan Kamil.
Searifnya Bang Arteria Dahlan meminta maaf kpd masyarakat #Sunda. Negeri ini sdh lelah dgn pertengkaran. Nusantara ini kaya krn perbedaan, termasuk bahasa. Jika tdk nyaman silakan sampaikan keberatan, namun minta pemecatan jabatan menurut saya itu berlebihan. Mari Jaga persatuan.
— ridwan kamil (@ridwankamil) January 18, 2022
“Jika tidak, nyaman silakan sampaikan keberatan, namun minta pemecatan jabatan menurut saya itu berlebihan. Mari Jaga persatuan,” sambungnya.
BACA JUGA:
- Hasil Kesepakatan Seminar di Bogor: Usir kelompok Intoleran dan Radikal yang Tak Akui Pancasila
- Kriminalisasi Ulama, Jurus Fitnah yang Kerap Dipakai Kaum Radikal
Sebelumnya, Arteria Dahlan memberikan masukan keras ke Jaksa Agung (JA) Sanitiar Burhanuddin untuk menindak Kepala Kejaksaan Tinggi karena berbicara dengan bahasa Sunda dalam sebuah rapat.
“Ada kritik sedikit Pak JA, ada Kajati pak dalam rapat raker itu ngomong pakai bahasa Sunda, ganti pak itu. Kami ini Indonesia pak,” kata Arteria.
Anak buah Megawati ini khawatir, rapat jadi tidak lancar karena sebagian orang tidak mengerti bahasa Sunda.
“Nanti orang takut, kalau pakai bahasa Sunda ini orang takut, ngomong apa, sebagainya. Kami mohon yang seperti ini dilakukan tindakan tegas,” ujar Arteria. (ARN)
Artikel ini telah dimuat di RadarTegal
