Palestina, ARRAHMAHNEWS.COM – Gerakan Perlawanan Jihad Islam Palestina pada hari Jumat mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengecam pembantaian brutal koalisi Saudi di Yaman. Gerakan ini menekankan bahwa penargetan warga sipil menunjukkan kegagalan bagi pasukan invasi di medan perang.
Perlawanan Palestina itu menyuarakan solidaritas dengan rakyat Yaman dalam menghadapi agresi Saudi, mengharapkan bahwa Yaman muncul sebagai pemenang meskipun harus membayar dengan harga mahal dalam konfrontasi dengan rezim pro-AS.
BACA JUGA:
- Komentar Bias PBB Atas Aksi Brutal Saudi di Yaman
- Brutal! Jet Tempur Saudi Bombardir Penjara Yaman, Ratusan Orang Tewas
Dalam sebuah pernyataan, gerakan tersebut mengutuk pembantaian yang dilakukan oleh koalisi Saudi, menekankan bahwa penargetan yang disengaja terhadap warga sipil adalah upaya putus asa dan murahan untuk mematahkan keinginan orang-orang yang memutuskan untuk tidak menerima perintah rezim yang mengaitkan nasib mereka dengan nasib kebijakan AS-Zionis di kawasan serta meninggalkan Palestina dan Yerusalem.

“Kami menegaskan pendirian dan solidaritas kami dengan saudara-saudara rakyat Yaman dalam menghadapi agresi yang tidak adil dalam segala bentuknya,” bunyi pernyataan itu, sebagaimana dikutip Al-Mayadeen, menekankan bahwa mereka yakin rakyat Yaman akan menang atas agresi, apapun pengorbanannya.
Sebelumnya sumber Yaman melaporkan koalisi Saudi telah melakukan pembantaian brutal pada hari Jumat dengan menyerang sebuah penjara sementara di provinsi barat laut Sa’ada.
BACA JUGA:
- Organisasi Kemanusiaan Kutuk Pembantaian Saudi di Yaman
- Militer Yaman Peringatkan Perusahaan Asing Tinggalkan UEA
“Jet tempur Saudi menargetkan penjara sementara di Sa’ada, menewaskan atau melukai lebih dari seratus,” lapor TV Al-Massirah mengutip sumber tersebut.
Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa setidaknya 150 orang dilarikan ke rumah sakit di Sa’ada termasuk mereka yang tewas.
Sekitar 2.500 orang dilaporkan berada di penjara saat operasi penyelamatan sedang berlangsung, dengan lusinan dilaporkan masih berada di bawah reruntuhan. (ARN)