Rusia, ARRAHMAHNEWS.COM – Reaksi Amerika terhadap operasi penjaga perdamaian yang dipimpin Rusia baru-baru ini di Kazakhstan adalah tanda bahwa AS menganggap hanya mereka yang memiliki “Status khusus” untuk menjaga hukum dan ketertiban di seluruh dunia. Diplomat top Moskow mengatakan hal ini setelah melaksanakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri AS di Jenewa.
Berbicara pada konferensi pers pada hari Jumat, segera setelah pertemuan dengan mitranya dari Amerika, Lavrov mengatakan bahwa keduanya telah membahas sejumlah perkembangan politik baru-baru ini, dan bahwa ia telah menuntut penjelasan atas komentar yang dibuat Blinken tentang kehadiran pasukan penjaga perdamaian Rusia di Kazakhstan di bawah naungan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), dimana Rusia dan Kazakhstan adalah anggotanya.
BACA JUGA:
- Rusia Kirim 2 Batalyon Sistem Rudal S-400 ke Belarus
- Amerika dan NATO Terus Kompori Perang Ukraina-Rusia
“Mengenai lingkup pengaruh”, saya meminta Blinken untuk menjelaskannya,” kata Lavrov kepada wartawan, sebagaimana dikutip Al-AhedNews.
“Setelah presiden Kazakhstan meminta bantuan dari CSTO dalam menekan teroris berdasarkan bab CSTO untuk bantuan, ada tuntutan bahwa Kazakhstan harus menjelaskan mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan. Ini menggambarkan bahwa Barat yakin hanya mereka yang memiliki status istimewa. Mereka diizinkan untuk melakukan segalanya, dan yang lain tidak diizinkan untuk melakukan apapun. Lihat bagaimana Uni Eropa berperilaku”, tambahnya.
Ketika kerusuhan massal pecah di Kazakhstan awal bulan ini, Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengklaim bahwa perusuh adalah “Teroris asing” dan meminta bantuan dari CSTO, aliansi militer yang dipimpin Rusia, untuk menanggulangi protes. Beberapa ribu tentara, sebagian besar dari Rusia, dikirim ke negara itu untuk menjaga fasilitas strategis.
Pada 7 Januari, Blinken memperingatkan bahwa ini bisa menjadi tanda bahwa Moskow memiliki ambisi militer di Kazakhstan, dengan mengatakan, “satu pelajaran dari sejarah baru-baru ini adalah bahwa begitu orang Rusia berada di rumah Anda, terkadang sangat sulit untuk membuat mereka pergi”.
BACA JUGA:
- Kremlin: NATO Semakin Mendekati ‘Garis Merah’ Rusia
- CIA Diam-diam Latih Pasukan Ukraina untuk Hadapi Rusia
Namun, minggu lalu, organisasi tersebut menyatakan bahwa misi telah berhasil dan pasukan mulai menarik diri. Pemerintah Kazakh mengumumkan bahwa setidaknya 225 orang tewas dalam protes tersebut, dan lebih dari 4.500 orang terluka.
Lavrov dan Blinken bertemu pada hari Jumat di Jenewa dengan tujuan menyelesaikan ketegangan yang meningkat atas keamanan Eropa, khususnya mengenai Ukraina. Para pejabat Barat telah menebar ketakutan selama berbulan-bulan bahwa Rusia mungkin saja merencanakan invasi terhadap tetangganya, yang telah dibantah oleh Kremlin.
Moskow, sementara itu, menuntut jaminan tertulis dari NATO, babwa blok militer yang dipimpin AS itu tidak akan melakukan ekspansi ke Ukraina atau Georgia. Sebuah tuntutan yang tidak juga dikabulkan oleh Washington. (ARN)
