Suriah, ARRAHMAHNEWS.COM – Presiden Joe Biden pada hari Kamis mengungkap bahwa operasi kontraterorisme AS di barat laut Suriah berhasil menewaskan pemimpin ISIS, Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi. Namun laporan juga menunjukkan bahwa sejumlah warga sipil juga tewas dalam operasi tersebut.
“Tadi malam atas arahan saya, pasukan militer AS di barat laut Suriah berhasil melakukan operasi kontraterorisme untuk melindungi rakyat Amerika dan Sekutu kami,” bunyi pernyataan dari Biden. “Berkat keterampilan dan keberanian Angkatan Bersenjata kami, kami telah menewaskan Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi, pemimpin ISIS.”
Biden juga mencatat bahwa semua orang Amerika yang terlibat dalam operasi itu kembali dengan selamat. Pernyataan presiden disampaikan beberapa jam setelah Pentagon mengkonfirmasi serangan yang menargetkan sebuah rumah di desa Atmeh di provinsi Idlib Suriah, dekat perbatasan dengan Turki. Penduduk setempat mengatakan kepada AP bahwa operasi itu melibatkan banyak helikopter, dan ledakan serta terdengar tembakan senapan mesin.
Menurut seorang pejabat AS yang dikutip oleh AFP dan Axios, al-Qurayshi meledakkan dirinya dengan rompi bunuh diri selama serangan. “Pada awal operasi, target teroris meledakkan bom yang menewaskan dia dan anggota keluarganya sendiri, termasuk wanita dan anak-anak,” kata sumber itu mengutip Axios.
BACA JUGA:
- Buntut Kekacauan di Penjara Al-Sina’a, AS Relokasi 750 Teroris ISIS
- Puluhan Warga Sipil Tewas dalam Serangan AS ke Suriah Utara
UNICEF telah mengkonfirmasi bahwa setidaknya enam anak tewas dan seorang gadis terluka parah “karena kekerasan.” Sementara baik Biden maupun Pentagon tidak menyebutkan korban sipil, seorang reporter lokal yang dikutip oleh AP mengatakan bahwa setidaknya 12 mayat terlihat di lokasi, dengan Al Jazeera kemudian mengklaim bahwa tujuh anak dan tiga wanita termasuk di antara mereka.
Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi ditunjuk sebagai pemimpin ISIS setelah kematian Abu Bakr al-Baghdadi pada 2019. Seperti al-Qurayshi, al-Baghdadi terbunuh dalam serangan Amerika di provinsi Idlib, yang diperintahkan oleh Presiden Donald Trump saat itu. .
ISIS pernah menduduki sebagian besar Irak dan Suriah, dan mengancam untuk memperluas kekuasaan hingga Afrika utara. Tapi kemajuan mereka dihentikan oleh pemerintah Suriah bersama sekutu Rusia dan Irannya.
Sebelum kematiannya, AS telah menyatakan al-Qurayshi sebagai “teroris global” sejak 2020, dan hadiah 10 juta dolar dijanjikan untuk kepalanya. (ARN)
