Tehran, ARRAHMAHNEWS.COM – Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Ali Khamenei mengatakan musuh terlibat dalam perang multi-front melawan Iran, dan menekankan perlunya tanggapan hibrida untuk melawan agresi ekonomi, politik, keamanan, media dan diplomatik.
“Dalam menghadapi agresi bersama seperti itu, kami tidak dapat terus-menerus berada dalam posisi defensif dan harus melakukan kampanye intensif dan gencar di berbagai bidang, termasuk media, keamanan, dan ekonomi sebagai tanggapan,” kata Pemimpin Revolusi kepada sekelompok komandan dan personel Angkatan Udara Iran di Teheran pada hari Selasa, menyerukan para sarjana dan pejabat negara untuk melakukan yang terbaik dalam hal ini.
BACA JUGA:
- Nasrallah: Setiap Agresi Israel Akan Sulut Perang Habis-habisan
- Sekjen Hizbullah: AS dan Israel Takut Perang dengan Iran
Ayatollah Khamenei menekankan bahwa Iran terus membuat kemajuan dramatis meskipun berbagai plot ditetaskan oleh musuh, dan memprediksi masa depan yang cerah bagi bangsa Iran.
Setiap tahun pada tanggal 8 Februari, komandan dan personel Angkatan Udara Iran bertemu dengan Pemimpin Revolusi untuk menandai deklarasi bersejarah kesetiaan perwira Angkatan Udara Iran dengan mendiang pendiri Republik Islam Imam Khomeini pada tanggal 8 Februari 1979.
Coming in minutes: Statements from Imam Khamenei in a meeting with Army Air Force commanders and staff pic.twitter.com/8YJ2oYkc0J
— Khamenei.ir (@khamenei_ir) February 8, 2022
Pertemuan itu dipandang sebagai titik balik yang mengarah pada kemenangan Revolusi Islam tiga hari kemudian, menyegel nasib rezim Pahlavi yang didukung AS di Iran.
Pemimpin menyoroti bahwa Amerika Serikat saat ini menerima pukulan dari tempat yang tidak pernah diprediksi, dan menegaskan bahwa presiden AS sebelumnya dan yang berkuasa telah bergandengan tangan untuk semakin mempermalukan Washington.
Ayatollah Khamenei juga menolak klaim Barat yang menganjurkan kebebasan berekspresi, dan mengecam kediktatoran media sebagai salah satu bentuk berbeda dari kediktatoran Barat.
Dia mengutip Instagram dan platform media sosial berbasis AS lainnya yang menyensor nama dan gambar komandan dan ikon anti-teror utama Iran, Jenderal Qassem Soleimani, yang dibunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS di Irak dua tahun lalu.
Kedua komandan tersebut sangat populer karena peran kunci yang ia mainkan dalam melenyapkan kelompok teroris Daesh yang disponsori AS di wilayah tersebut, khususnya di Irak dan Suriah. (ARN)
Sumber: FNA
