Ukraina, ARRAHMAHNEWS.COM – Ketegangan meningkat di republik Donbass, di mana ribuan orang harus meninggalkan rumah mereka dan dievakuasi ke Rusia karena penembakan terus-menerus oleh pasukan Ukraina.
Kiev telah berulang kali menggunakan mortir 120mm yang dilarang oleh perjanjian Minsk, melawan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR).
BACA JUGA:
- Joe Biden Klaim Putin Putuskan Serang Ukraina
- Video: Putin Pantau Langsung Latihan Rudal Terbaru Rusia
Selama beberapa jam terakhir, Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Misi Pemantauan Khusus Eropa (OSCE SMM) mengatakan telah mencatat 222 pelanggaran gencatan senjata di wilayah Donetsk Ukraina, dan 648 pelanggaran gencatan senjata di wilayah Lugansk.
Hingga Sabtu pagi (19/02), sekitar 25.000 orang telah melintasi perbatasan dengan Rusia dari sisi LPR. Pertemuan luar biasa Grup Kontak Trilateral telah diadakan pada Sabtu pagi, karena ketegangan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, seperti dilansir Al-Manar.
Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk mengumumkan evakuasi warganya ke Wilayah Rostov Rusia atas eskalasi ketegangan yang dramatis di sepanjang jalur kontak dan kemungkinan serangan penuh oleh tentara Ukraina.
Pada hari Jumat, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Kiev perlu terlibat dalam dialog dengan republik Donbass yang memproklamirkan diri dan menghasilkan solusi bersama untuk mengakhiri konflik yang sedang berlangsung.
Situasi di jalur kontak antara Ukraina dan DPR serta LPR telah memburuk dalam beberapa hari terakhir, setelah Kiev mengintensifkan penembakan di wilayah republik yang memproklamirkan diri itu.
Pada hari Kamis, tentara Ukraina melancarkan serangan terhadap Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, dengan otoritas Donbass memperingatkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dapat memerintahkan serangan skala penuh terhadap republik itu setiap saat. (ARN)
