Rusia, ARRAHMAHNEWS.COM – Bukan Putin atau Rusia pemicu perang dunia III, inilah faktanya. Saat ini, narasi dari perang informasi terbaru yang disebarkan oleh media-media mainstream Barat pimpinan AS untuk melawan Rusia, adalah bahwa Presiden Putin baru saja memicu Perang Dunia III. Padahal, kenyataannya adalah bahwa Rusia baru saja mencegah hal itu terjadi.
Pidato pemimpin Rusia kepada rakyatnya pada hari Kamis pagi telah menjelaskan dengan sangat jelas dan seharusnya cukup bagi mereka yang benar-benar ingin mengetahui kebenaran tentang apa yang baru saja terjadi.
BACA JUGA:
- Heboh! Putin Umumkan Operasi Khusus Rusia di Donbass
- Putin: Rusia Hormati Kedaulatan Semua Negara, Terpaksa Mengecualikan Ukraina
Seperti yang penulis jelaskan dalam analisis terbarunya tentang bagaimana “Kampanye ‘Shock & Awe’ Rusia Di Ukraina Bertujuan Untuk Menyelesaikan Krisis Rudal Eropa” dan “Operasi Khusus Rusia Di Ukraina Akan Memulihkan Stabilitas Strategis Global”, serta karyanya “Menelusuri Urutan Geostrategis Upaya AS untuk Menahan Rusia”, kekuatan besar Eurasia itu hanya mengobarkan perang pencegahan sebelum Amerika Serikat bisa memulai Perang Dunia III yang mereka rencanakan.
Bukan Putin atau Rusia pemicu perang dunia III, inilah faktanya. Singkatnya, AS dan sekutu NATO anti-Rusianya diam-diam membangun fasilitas militer di Ukraina untuk meluncurkan perang mereka yang akan datang melawan tetangganya yang memiliki kekuatan nuklir itu.
Namun, pertama-tama, Washington ingin menetralisir kemampuan serangan-kedua nuklir Moskow melalui penyebaran regional “sistem anti-rudal” dan senjata serang, termasuk nantinya rudal hipersonik, dan bahkan akhirnya ke Ukraina sendiri juga.
Hal ini bertepatan dengan penarikan AS dari pakta-pakta senjata strategis seperti Perjanjian Anti-Ballistic Missile (ABM), Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF), dan Perjanjian Open Skies, yang semuanya mengacaukan keamanan Eropa dengan membuat semua niat militer Amerika semakin ambigu bagi Rusia.
Bukan Putin atau Rusia pemicu perang dunia III, inilah faktanya. Pidato Presiden Putin dari Senin malam ketika ia mengumumkan pengakuan negaranya atas Republik Donbass menunjukkan bagaimana ia secara cermat merinci sifat eksistensial dari ancaman yang ditimbulkan oleh infrastruktur militer rahasia AS dan NATO di Ukraina terhadap Rusia.
BACA JUGA:
- Video Pengumuman Putin soal Perang terhadap Ukraina
- Konflik Rusia-Ukraina Hancurkan Wibawa AS di Dunia
Putin menggambarkan lapangan udara, pangkalan, dan pelabuhan mereka di negara itu. Ia juga memperingatkan bagaimana semua itu akan segera digunakan untuk menyerang Rusia, setelah pertama kali mungkin menetralkan kemampuan serangan-kedua nuklirnya.
Pidato Kamis pagi itu membandingkan pendamaian tiga dekade Rusia pasca-Soviet atas NATO pimpinan AS dengan perdamaian sebelum Perang Dunia II oleh Stalin terhadap Nazi Jerman, menyatakan bahwa “Kami tidak akan membuat kesalahan ini untuk kedua kalinya. Kami tidak punya hak untuk melakukannya. Mereka yang bercita-cita untuk mendominasi global telah secara terbuka menyebut Rusia sebagai musuh mereka”.
Bukan Putin atau Rusia pemicu perang dunia III, inilah faktanya. Menurut intelijen Rusia, “Jika kita melihat urutan peristiwa dan laporan yang masuk, pertempuran antara Rusia dan pasukan ini tidak dapat dihindari. Ini hanya masalah waktu saja. Mereka sedang bersiap-siap dan menunggu saat yang tepat. Mereka tidak memberi kita pilihan lain untuk membela Rusia dan rakyat kita, selain (pilihan) yang terpaksa kita ambi hari ini”, ujar Presiden Putin mengungkapkan.
Itulah sebabnya “Dalam keadaan ini, kita harus mengambil tindakan berani dan segera”.
Putin kemudian mengeluarkan apa yang secara luas ditafsirkan sebagai peringatan nuklir kepada NATO: “Tidak peduli siapa yang mencoba menghalangi kami atau lebih lagi menciptakan ancaman bagi negara kami dan rakyat kami, mereka harus tahu bahwa Rusia akan segera merespons, dan konsekuensinya akan menjadi seperti yang belum pernah anda lihat sepanjang sejarah anda”.
Karena semua alasan inilah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, mengklarifikasi bahwa “Ini bukan awal perang, ini adalah pencegahan situasi yang dapat mengarah pada konfrontasi militer global”.
BACA JUGA:
Bukan Putin atau Rusia pemicu perang dunia III, inilah faktanya. Apa yang ia maksud adalah persis seperti yang dikatakan oleh Presiden Putin sendiri, yaitu bahwa perang yang jauh lebih besar yang dapat secara berbahaya meningkat menjadi Perang Dunia III dapat dicegah dengan operasi khusus pencegahaan Rusia di Ukraina, yang bertujuan untuk menetralkan ancaman laten, segera, dan panas yang muncul dari AS dan NATO dari negara itu.
Ini menjadikan misi militer Moskow benar-benar misi perdamaian, karena Kekuatan Besar Eurasia tersebut secara bertanggung jawab berusaha mencegah Perang Dunia III, bukan pemicunya. Rusia benar-benar tidak punya pilihan selain bertindak sekarang.
Itu karena Presiden Putin juga mengungkapkan pada Kamis pagi bahwa “Bahkan sekarang, dengan ekspansi NATO ke arah timur, situasi Rusia menjadi lebih buruk dan lebih berbahaya dari tahun ke tahun”.
Seperti yang dia katakan, “Ini adalah fakta bahwa selama 30 tahun terakhir kami telah dengan sabar mencoba untuk mencapai kesepakatan dengan negara-negara NATO terkemuka mengenai prinsip-prinsip keamanan yang setara dan tak terpisahkan di Eropa”.
“Sebagai tanggapan (mereka) atas proposal kami, kami selalu menghadapi penipuan dan kebohongan sinis atau upaya tekanan dan pemerasan, sementara aliansi Atlantik Utara (NATO) terus bergerak, meskipun ada protes dan kekhawatiran kami. Mesin militer (NATO) bergerak dan, seperti yang saya katakan, mendekati perbatasan kami”.
Oleh karena itu, dapat dimengerti mengapa Rusia akhirnya harus bertindak.
Bagaimanapun, Presiden Putin telah mengumumkan rencana cadangannya pada 21 Desember ketika berbicara di Pertemuan Dewan Kementerian Pertahanan. Pada saat itu, ia mengatakan bahwa “apa yang mereka lakukan, atau coba atau rencanakan di Ukraina, tidak terjadi ribuan kilometer jauhnya dari perbatasan nasional kita. Itu ada di depan pintu rumah kita. Mereka harus mengerti bahwa kita tidak punya tempat lagi untuk mundur”.
Peristiwa itu bertepatan dengan publikasi Rusia atas permintaan jaminan keamanannya kepada AS dan NATO untuk memastikan integritas garis merah keamanan nasionalnya.
BACA JUGA:
- Serangan Udara Rusia Hancurkan 74 Target Infrastruktur Militer Ukraina
- Israel Kecam Serangan ke Ukraina, Rusia Marah Besar
Moskow meminta jaminan hukum untuk menghentikan ekspansi terus-menerus blok itu ke arah timur, penghapusan senjata serang dari perbatasan Rusia, dan kembalinya status quo militer kontinental yang diabadikan dalam Undang-Undang Pendirian Rusia-NATO 1997 yang sekarang sudah tidak berlaku. Sayangnya, Barat yang dipimpin AS menolak kesempatan terakhir untuk solusi diplomatik.
Seandainya Rusia tidak bertindak ketika itu, pada hari Kamis, kemungkinan besar AS akan menggunakan dalih permusuhan perang saudara putaran ketiga, dimana Washingtong mendorong Kiev melakukan provokasi di Ukraina Timur akhir pekan lalu, untuk mengerahkan serangan “darurat” ke negara itu dengan dalih palsu untuk “Membelanya” padahal pada kenyataannya itu semua tentang upaya sembunyi-sembunyi untuk memperburuk keamanan Rusia, seperti yang dijelaskan.
Oleh karena itu Presiden Putin tidak punya pilihan selain memulai operasi khusus militernya di Ukraina pada Kamis pagi, yang bisa dibilang menghindari Perang Dunia Ketiga yang pasti akan menyusul seiring waktu jika Rusia terus menenangkan AS, mengingat bagaimana negara adidaya nuklir itu tidak pernah tulus tentang menghormati garis merah keamanan nasional mitranya. (ARN)
Penulis: Andrew Korybko adalah seorang analis politik, jurnalis dan kontributor tetap untuk beberapa jurnal online, serta anggota dewan ahli untuk Institut Studi Strategis dan Prediksi di Universitas Persahabatan Rakyat Rusia. Ia telah menerbitkan berbagai karya di bidang Perang Hibrida, termasuk “Perang Hibrida: Pendekatan Adaptif Tidak Langsung untuk Perubahan Rezim” dan “Hukum Perang Hibrida: Belahan Bumi Timur”. Sumber OneWorld
