Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Yaman Hisham Sharaf, memperingatkan bahwa negara-negara anggota koalisi pimpinan Saudi akan membayar harga tinggi atas pengepungan mereka terhadap Yaman. Ia mengecam Amerika Serikat karena mendorong Arab Saudi untuk melanjutkan agresi di negaranya.
Menteri Yaman itu mengecam pernyataan terbaru yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang menyebut bahwa serangan Yaman telah menargetkan fasilitas sipil di Saudi. Sharaf menegaskan bahwa pernyataan tersebut berisi kebohongan, Al-Masirah.
BACA JUGA:
- Saudi Akui Produksi Minyak Anjlok Pasca Serangan Yaman
- TERBONGKAR.. Kalah Perang di Yaman Saudi Minta Bantuan Rusia, AS Tak Terima
“Kami mengutuk serangan akhir pekan di Arab Saudi oleh… Houthi dan akan terus membantu Arab Saudi mempertahankan wilayahnya. Serangan Houthi telah menargetkan infrastruktur, sekolah, masjid, dan tempat kerja. Ini adalah serangan terhadap warga sipil, dan itu harus diakhiri, ”kata Blinken dalam tweet pada hari Senin.
Sharaf menekankan bahwa pasukan Yaman “tidak menargetkan warga sipil atau fasilitas apapun yang bersifat sipil”, melainkan menargetkan posisi militer dan strategis dengan sifat ekonomi yang membantu Riyadh membiayai perangnya di Yaman.
Sharaf juga mencatat bahwa pernyataan Blinken dilakukan dalam rangka menyenangkan Riyadh agar kerajaan mau memompa lebih banyak minyak untuk menahan lonjakan harga energi setelah kampanye militer Rusia di Ukraina.
Menteri Yaman itu juga menekankan bahwa serangan balasan negaranya adalah respons alami terhadap pengepungan dan agresi Saudi.
“Siapa pun yang mengepung rakyat Yaman dan membunuh warga sipil di berbagai wilayah Yaman akan membayar harga tinggi di negaranya sendiri”.
BACA JUGA:
- Drone Yaman Serang Fasilitas Minyak Terbesar Saudi
- Saudi Akui Kebakaran Kilang Minyak Akibat Serangan Drone
Pada hari Minggu, pasukan Yaman menargetkan fasilitas milik Aramco di beberapa kota Saudi dan posisi strategis lainnya di kerajaan sebagai bagian dari operasi “Breaking the Siege 2”.
Serangan balasan yang intensif terjadi ketika Essam al-Mutawakel, juru bicara Perusahaan Minyak Yaman (YPC), mengatakan awal bulan ini bahwa negara Arab itu mengalami krisis terberat sejak dimulainya agresi dan pengepungan Saudi hampir tujuh tahun lalu.
Menteri Perminyakan dan Mineral Yaman Ahmad Abdullah Dares telah memperingatkan bahwa penyitaan oleh Saudi atas kapal yang membawa produk minyak ke Yaman dapat menyebabkan penangguhan sektor jasa dan menyebabkan “bencana kemanusiaan.” (ARN)
