Ukraina, ARRAHMAHNEWS.COM – Pasukan Rusia hampir sepenuhnya menghancurkan industri pertahanan Ukraina dan “menghabisi” industri sipil. Penasihat Presiden Volodymyr Zelensky, Alexey Arestovich, mengatakan hal ini pada hari Kamis.
Mengomentari putaran terbaru negosiasi antara Kiev dan Moskow, yang berlangsung awal pekan ini di Istanbul, Arestovich menggarisbawahi bahwa setiap “agresi militer skala besar dan perjanjian damai selalu merupakan kompromi antara kedua pihak”.
BACA JUGA:
- Rusia: Barat Berusaha Ubah Ukraina Menjadi ‘Afghanistan Kedua’
- Donetsk: Pasukan Ukraina di Mariupol Tak Akan Dibiarkan Pergi
“Karena kedua belah pihak sama-sama menderita kerugian. Jika Anda berpikir bahwa kami tidak menderita kerugian, maka Anda salah besar. Mereka praktis telah menghancurkan industri militer kami dan dalam banyak hal sedang menghabisinya. Dan dalam banyak hal mereka menghabisi (industri) sipil, dengan sengaja menghancurkannya,” jelasnya sebagaimana dikutip RT.

Dia mengklaim bahwa tujuan Rusia adalah untuk mereduksi Ukraina menjadi negara yang “tidak ada yang akan tertarik” dengannya, “seperti wilayah yang hancur.”
“Inilah persisnya apa yang mereka lakukan dan akan terus mereka lakukan,” tegasnya.
Rusia bersikeras bahwa mereka tidak menargetkan objek sipil dan menuduh “nasionalis Ukraina” menggunakan rakyat biasa sebagai “perisai manusia.”
Menurut pendapat Arestovich, putaran negosiasi baru-baru ini telah menandai “kemenangan signifikan” bagi diplomasi Ukraina. Penasihat presiden mengklaim bahwa Kiev tidak menerima kompromi apa pun dan, sebaliknya, meningkatkan posisinya “di semua jalur negosiasi.” Ia menjelaskan bahwa, sebelum pertemuan di Istanbul, Ukraina adalah “negara netral, tanpa jaminan apa pun, dua kali tertipu.”
Namun, berlawanan dengan klaim Arestovich, Direktur Komunikasi Gedung Putih Kate Bedingfield, ketika ditanya pada hari Rabu tentang kesiapan Washington untuk melayani sebagai penjamin keamanan untuk Kiev, mengatakan bahwa tidak ada yang “spesifik” yang dapat dia sampaikan“ saat ini,” meskipun pemerintah AS “terus-menerus berdiskusi dengan Ukraina.”
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa. (ARN)