arrahmahnews

Isu Kudeta Jokowi Menguat, Islah Bahrawi: Negara dan Para Bajingan

Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COMIsu demo 1104 semakin hari semakin ramai dibahas di medsos oleh kelompok-kelompok tak  jelas yang memaksa Jokowi melepaskan jabatannya sebagai presiden.

Islah Bahrawi dalam akun Instagramnya meluapkan kekesalannya dengan menulis sebuah artikel dengan judul ‘Negara dan Para Bajingan’. Dia mengutip perkataan dari Hamid Gul “Negara yang takut kepada penghasut akan melahirkan masyarakat pengecut.

BACA JUGA:

Islah mengatakan bahwa Ideologi politik adalah bentuk buta huruf. Mereka yang kecanduan tidak dapat memahami apapun selain apa yang sesuai dengan keinginan mereka. Semua ini selalu saja terjadi, bahwa banyak orang yang berusaha memuaskan diri dengan mengerahkan manusia sebanyak-banyaknya, menculiknya dengan kekuatan uang dan lalu menjadikan mereka sebagai manusia robotik yang terkontrol. “Tenggorokannya dilumas dengan harga, dan setiap ludah yang terlontar adalah kesepakatan jual beli”, kata John Ralston Saul, penulis “On Equilibrium”.

Isu Kudeta Jokowi Menguat, Islah Bahrawi: Negara dan Para Bajingan

Negara dan Para Bajingan

Politik kadang memaksa jauh dari apologi. Semua celah kesalahan dari yang tidak disukai adalah benda intip yang akhirnya tampil telanjang bulat. Kesalahan kecil pun ditampilkan kepada publik secara berlipat-lipat. Lalu mereka menghasut rakyat untuk segera membenci, memintanya untuk berbondong-bondong keluar dari rumah dan meneriakkan; impeachment!

Negara memang tidak selamanya melahirkan pahlawan, sesekali ia melahirkan para pengkhianat. Sebuah situasi yang dalam bahasa Saul ditulis “files of individuals who consumed by the pessimism and aggressivity” – kalangan pesimis dan agresif. “Mereka adalah ‘para bajingan’ yang tidak lebih dari sekumpulan orang kebingungan, yang mencoba keluar dari marginalitasnya dengan melawan arus utama secara untung-untungan”, tulis Saul.

BACA JUGA:

Kini politik selalu sama. Menganggap lawan tetap lawan jika tak ada kesepakatan. Seseorang akan tetap mencibir jika gelanggang demokrasi selalu memberinya kekalahan dan siklus politik memberinya kematian berkali-kali. Dalam dunia politik, ketersingkiran seringkali menjebak orang menjadi penghasut dan penghasut hanya mencetak para pengkhianat. “Siapapun yang berkobar penuh ambisi politik dengan menghasut orang lain untuk menjatuhkan orang yang tak disukai, sembari mengaku bahwa dia mencintai negaranya, pada dasarnya mereka hanya mencintai ambisinya sendiri”, tulis Saul dalam penutup bukunya yang lain, “Voltaire’s Bastards”.  (ARN)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: