Eropa

Komando Rusia Habisi Pimpinan Neo-Nazi Ukraina

Komando Rusia Habisi Pimpinan Neo-Nazi Ukraina

Bobanich secara pribadi memerintahkan penembakan artileri sembarangan di kota-kota di Ukraina timur, yang diduga mengakibatkan ratusan kematian.

Rusia, ARRAHMAHNEWS.COM Pasukan komando Rusia telah membunuh seorang anggota terkemuka kelompok Ultra-nasionalis Sektor Kanan Ukraina. Kementerian pertahanan Rusia menyampaikan hal ini pada hari Senin (11/04). Menurut Moskow, Taras Bobanich, telah menyebabkan ratusan kematian warga sipil di Ukraina timur selama peperangan pada tahun 2014.

Menurut RT, sebuah tim pengintai Rusia membunuh pemimpin Neo-Nazi itu saat berpatroli sekitar 5 km selatan dari kota Izium di wilayah Kharkov Ukraina. Pernyataan kementerian itu menjelaskan bahwa ia adalah wakil komandan Sektor Kanan yang bertanggung jawab atas operasi cadangan.

BACA JUGA:

Kementerian tidak mengungkap keadaan kematian Bobanich. Namun media sosial The Right Sector mengakui bahwa ia dibunuh pada hari Jumat di dekat Izium. Mereka menyebutnya sebagai “nasionalis legendaris”.

Komando Rusia Habisi Pimpinan Neo-Nazi Ukraina

Bobanich

Pria berusia 33 tahun, yang nama panggilannya “Hummer” itu berasal dari Ukraina barat. Ia menjadi terkenal secara nasional selama protes massa dan kudeta bersenjata 2013-2014, di mana nasionalis Ukraina yang didukung Barat menjabat sebagai kekuatan tempur jalanan melawan penegakan hukum.

Kudeta berakhir dengan penggulingan presiden Ukraina yang terpilih secara demokratis dan pemberontakan di timur negara itu, yang coba ditumpas oleh otoritas baru di Kiev dengan kekuatan militer. Kaum nasionalis membentuk apa yang disebut “batalyon sukarelawan” untuk berpartisipasi dalam pertempuran.

Menurut Rusia, Bobanich secara pribadi telah memerintahkan penembakan artileri sembarangan di kota-kota di Ukraina timur selama permusuhan, yang diduga mengakibatkan ratusan kematian.

Selain menjabat sebagai komandan militer nasionalis, Bobanich memainkan peran penting dalam blokade perdagangan antara Ukraina dan Krimea pada musim gugur 2015. Blokade tersebut diselenggarakan oleh pasukan nasionalis yang ingin menghukum orang yang tinggal di semenanjung tersebut karena melepaskan diri dari Ukraina setahun sebelumnya, dan memberikan suara untuk bergabung kembali dengan Rusia. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca