Moskow, ARRAHMAHNEWS.COM – Sekelompok warga sipil meninggalkan pabrik baja Azovstal, yang masih merupakan benteng terakhir pasukan Ukraina di kota Mariupol, wilayah Donbass, kantor berita “TASS” dan “Novosti” Rusia mengkonfirmasi pada hari Sabtu.
Kedua agensi melaporkan bahwa kelompok ini mencakup 25 orang, termasuk enam anak di bawah usia 14 tahun.
BACA JUGA:
- Gegara Ukraina, Ekonomi Amerika Berada di Jurang Keruntuhan
- Pertahanan Rusia: Nazi Ukraina Berencana Ledakkan Bendungan Nikolaevsky
Mariupol, kota terbesar yang menghadap ke Laut Azov, telah menyaksikan pertempuran sengit sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina, di mana pasukan Rusia dan Republik Rakyat Donetsk mampu menguasai seluruh kota, kecuali ” Azovstal”.
Evakuasi Pertama Warga Sipil dari Azovstal
Pada 30 April, sekelompok warga sipil dievakuasi dari pabrik baja Azovstal di kota Mariupol.
Konvoi bus dengan warga sipil tiba di desa Bezymennoye, yang terletak 30 km di sebelah barat Mariupol. pic.twitter.com/kdXF7MXkoi
— SOFT WAR NEWS | Akun Cadangan @SoftWar_News (@SoftWarNews) May 1, 2022
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan Rusia untuk tidak menyerbu “Azovstal” dan terus mengepungnya.
Perkembangan ini terjadi setelah kunjungan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres ke Moskow dan Kyiv minggu ini, di tengah laporan bahwa pihak-pihak yang berkonflik setuju untuk melibatkan PBB dan Komite Internasional Palang Merah dalam mengorganisir operasi untuk mengevakuasi warga sipil dari “Azovstal”.
Hari ini, media Rusia mengedarkan rekaman yang menunjukkan bus kosong dan mobil PBB, dengan laporan kedatangan delegasi PBB dan Palang Merah di bawah perlindungan pasukan Rusia untuk mengadakan pembicaraan tentang Azovstal. (ARN)
Sumber: RT Arabic