Iran, ARRAHMAHNEWS.COM – Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatollah Sayed Ali Khamenei mengatakan bahwa meskipun kehancuran terjadi di Suriah akibat perang selama bertahun-tahun, negara itu sekarang dipandang sebagai kekuatan utama.
Ayatollah Khamenei membuat pernyataan tersebut dalam pertemuan dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad selama kunjungan keduanya ke Teheran, kemarin, dikutip PressTV.
BACA JUGA:
- Presiden Suriah Bashar Al-Assad Diam-diam Kunjungi Tehran
- Bashar Assad: Iran adalah Mitra Setia Utama Suriah
“Hari ini, Suriah tidak sama dengan Suriah sebelum perang, meskipun kehancuran [perang] tidak ada pada waktu itu, tetapi sekarang Suriah menikmati tingkat penghormatan dan penghargaan yang lebih tinggi dan semua negara memandangnya sebagai sebuah kekuatan,” kata Pemimpin Iran tersebut, merujuk pada pencapaian besar Suriah di arena politik dan militer.

Ayatollah Khamenei mencatat bahwa presiden Suriah dan bangsanya sekarang dihormati oleh semua negara regional, menambahkan, “Beberapa pemimpin negara yang bertetangga dengan kami dan Anda, memiliki hubungan dengan para pemimpin rezim Zionis dan minum kopi bersama. Namun, rakyat dari negara yang sama turun ke jalan pada hari Quds (Internasional) dan meneriakkan slogan-slogan anti-Zionisme dan ini adalah realitas kawasan saat ini.”
Ia mengatakan bahwa berbagai faktor berperan dalam perlawanan dan kemenangan Suriah dalam perang internasional, menambahkan, “Salah satu faktor terpenting tersebut adalah moral Anda sendiri yang tinggi dan, insya Allah, Anda akan dapat merekonstruksi kerusakan perang dengan moral yang sama, karena Anda memiliki pekerjaan besar yang harus dilakukan.”
Ayatollah Khamenei mengatakan semangat tinggi dan semangat presiden Suriah dapat memfasilitasi pekerjaan besar ini, menambahkan, “Presiden dan administrasi Republik Islam Iran juga sangat bersemangat dan memiliki moral yang tinggi dan tekad yang kuat dan mereka sangat serius tentang masalah Suriah. Kesempatan ini harus digunakan untuk mempromosikan hubungan bilateral lebih dari waktu sebelumnya. (ARN)