Lebanon, ARRAHMAHNEWS.COM – Seorang pejabat senior gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon mengatakan bahwa gerakan itu “Siap” untuk mengambil tindakan jika pemerintah mengkonfirmasi Israel telah melanggar hak maritim negara itu, setelah sebuah kapal pengeboran gas tiba di perairan Mediterania yang disengketakan untuk melakukan eksplorasi hidrokarbon untuk Israel.
Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Sheikh Naim Qassem mengatakan kepada Reuters pada hari Senin (06/06) Hizbullah siap untuk mengambil tindakan, “termasuk dengan kekerasan”, terhadap operasi gas Israel di perairan yang disengketakan setelah Beirut mengadopsi kebijakan yang lebih jelas.
BACA JUGA:
- Lebanon Panggil Dubes Siprus, Tuntut Klarifikasi soal Latihan Militer Bersama Israel
- Drone Mata-mata Israel Jatuh di Wilayah Lebanon
“Ketika negara Lebanon mengatakan bahwa Israel menyerang perairan dan minyak kami, maka kami siap untuk melakukan bagian kami dalam hal tekanan, pencegahan dan penggunaan cara yang tepat, termasuk kekuatan,” kata Qassem.
Pernyataannya ini disampaikan sehari setelah kapal penyimpanan dan produksi gas alam yang dioperasikan oleh Energean yang berbasis di Inggris tiba di ladang Karish, sekitar 80 kilometer sebelah barat kota pelabuhan Haifa.
Rezim Tel Aviv dan perusahaan eksplorasi dan produksi hidrokarbon internasional sama-sama mengklaim ladang tersebut termasuk dalam apa yang disebut zona ekonomi eksklusif Israel. Beirut menolak klaim itu.
“Masalah ini membutuhkan keputusan tegas oleh negara Lebanon,” kata wakil sekretaris jenderal Hizbullah itu, menambahkan bahwa gerakan perlawanan telah “mendesak pemerintah untuk bergegas, guna menetapkan tenggat waktu.”
Qassem juga mencatat bahwa Hizbullah akan bertindak atas masalah ini “terlepas dari tanggapannya,” yang mungkin ditimbulkan dari Israel, bahkan jika itu menyebabkan konflik yang lebih luas. (ARN)
Sumber: Al-Manar
