Rusia, ARRAHMAHNEWS.COM – China dan Rusia membidik Amerika Serikat selama sesi penting Majelis Umum PBB pada hari Rabu, menegaskan bahwa Washington telah memicu ketegangan di Semenanjung Korea.
Sesi itu diadakan Beijing dan Moskow untuk menjelaskan keputusan mereka bulan lalu dimana mereka memveto rancangan resolusi AS di Dewan Keamanan yang akan memberlakukan sanksi baru terhadap Korea Utara.
Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun, mengecam pendekatan Washington ke Pyongyang, mengatakan ketegangan di semenanjung telah “berkembang seperti sekarang ini, terutama karena kegagalan kebijakan AS,” sebelum mengajukan permohonan untuk mengurangi sanksi terhadap Korea Utara.
Wakil duta besar Moskow untuk PBB, Anna Evstigneeva, juga menyerukan agar sanksi dicabut.
“Korea Utara membutuhkan lebih banyak bantuan kemanusiaan dan Barat harus berhenti menyalahkan Pyongyang atas ketegangan tersebut,” katanya.
BACA JUGA:
- Sanksi Konyol AS ke Korut Pasca Veto Rusia-China
- Di DK PBB, China-Rusia Tolak Sanksi Lebih Lanjut atas Korut
Sementara itu, Duta Besar Pyongyang, Kim Song, membenarkan tes militer negaranya dengan menekankan bahwa pasal-pasal Piagam PBB “dengan jelas menetapkan bahwa setiap negara memiliki hak yang melekat untuk pertahanan diri individu atau kolektif.”
Berbicara untuk Amerika Serikat, wakil duta besar Jeffrey DeLaurentis menepis tuduhan itu, dengan mengatakan sanksi saat ini dan proposal untuk menambahkan lebih banyak adalah tanggapan langsung terhadap tindakan Korea Utara.
Uni Eropa, bersama dengan Korea Selatan dan Jepang, yang berpihak ke AS, menyebut tes tersebut menunjukkan pengabaian yang mencolok terhadap resolusi PBB dan komunitas internasional.
BACA JUGA:
- Pemimpin Korut-China Perkuat Kerjasama Lawan Musuh Asing
- Rusia Seru Penghentian Cepat Semua Sanksi atas Korut
Sanksi adalah “alat penting” untuk Dewan Keamanan selama krisis, kata perwakilan Uni Eropa, duta besar Swedia Olof Skoog.
Sesi hari Rabu adalah sidang pertama di mana anggota tetap Dewan Keamanan harus menjelaskan penggunaan hak veto mereka, sebuah langkah yang diperlukan berdasarkan resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum beranggotakan 193 orang pada tanggal 26 April.
Sejak veto pertama yang pernah digunakan, oleh Uni Soviet pada tahun 1946, Rusia telah menggunakannya 144 kali, jauh lebih banyak dari Amerika Serikat yang menggunakannya 86 kali.
Inggris telah menggunakan vetonya 30 kali, sementara China telah melakukannya 19 kali dan Prancis 18 kali. (ARN)
Sumber: IP
