Palestina, ARRAHMAHNEWS.COM – Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan rezim Israel telah gagal membuktikan bahwa terkait dengan sejarah al-Quds, meskipun rezim itu telah melakukan penggalian ekstensif di situs suci, di kota suci yang diduduki ini selama beberapa dekade.
“Lima puluh lima tahun penggalian dan penggalian terowongan tidak membuktikan bahwa ada sebuah kuil di kota itu,” kata Shtayyeh saat berbicara dalam konferensi yang bertajuk “Dokumentasi Properti dan Status Sejarah Masjid Suci al-Aqsha” di barat tengah kota bank al-Bireh pada hari Rabu.
BACA JUGA:
- Al-Qassam: Saif Al-Quds Awal Hari-hari Gelap Israel
- Palestina: Negeri Perlawanan dan Bangsa Penghancur Mimpi Israel
Ia menambahkan bahwa acara-acara seperti konferensi semacam itu akan memperkuat narasi Palestina tentang sejarah al-Quds, dan akan menggagalkan distorsi fakta sistematis rezim Tel Aviv, serta upaya mereka untuk menyamarkan identitas Arab, Muslim, dan Kristen di kota itu.
Shtayyeh meminta para penguasa Arab untuk tidak berkontribusi pada rencana Yahudisasi Israel di al-Quds, menekankan bahwa membantu penduduk Palestina di kota suci itu tidak berjalan seiring dengan pelaksanaan proyek bersama dengan rezim pendudukan.
Ia menuntut agar PARA negarawan Arab mendukung front perlawanan Palestina dengan cara apa pun yang memungkinkan.
Dalam beberapa bulan terakhir, gerakan perlawanan Hamas Palestina telah memperingatkan bahwa setiap upaya Israel untuk merebut Masjid al-Aqsa di Kota Tua al-Quds yang diduduki akan memiliki “konsekuensi yang merusak” bagi Israel.
Para legislator garis keras Israel dan pemukim ekstremis secara terus-menerus menyerbu kompleks Masjid al-Aqsa, sebuah langkah provokatif yang membuat marah warga Palestina. Pembobolan massal pemukim semacam itu hampir selalu terjadi di bawah perlindungan dan dukungan pasukan militer Israel. (ARN)
Sumber: Press TV
