Kyiv, ARRAHMAHNEWS.COM – Seorang pilot Ukraina mengkritik efektivitas drone yang dipasok ke militer Ukraina oleh AS dan Turki, Foreign Policy melaporkan.
Dalam rinciannya, sebuah laporan yang diterbitkan oleh majalah “Foreign Policy” mengutip sumber bahwa pilot Ukraina percaya penggunaan drone Amerika “MQ-1C Gray Eagle” berbahaya, dan “TP-2 Bayraktar” Turki praktis tidak berguna.
BACA JUGA:
- Ancaman Konfrontasi Militer di Indo-Pasifik Ulah Amerika-Inggris
- Menhan Israel Tebar Ancaman Perang ke Lebanon
Majalah itu mengutip para pejabat, yang berbicara dengan syarat anonim, karena pilot garis depan dan kepala staf terbagi atas penggunaan drone. Sementara pejabat Ukraina dan AS semakin khawatir bahwa sistem pertahanan udara canggih Rusia dapat menjatuhkan Gray Eagle. Pilot juga meragukan bahwa drone AS dapat “bertahan” lebih dari satu atau dua misi.
“Sangat berbahaya menggunakan drone mahal seperti itu dalam kasus kami, karena pertahanan udara lawan. Kami tidak berada di Afghanistan, dan Rusia bukan Afghanistan,” surat kabar itu mengutip salah satu pernyataan pilot Ukraina.
Majalah itu juga menegaskan bahwa karena penguatan pasukan pertahanan udara Rusia, pilot Ukraina telah membatasi penggunaan pesawat tak berawak Turki, yang “hampir tidak berguna” dan sekarang digunakan dalam operasi khusus yang langka. (ARN)
Sumber: RT Arabic
