Inggris, ARRAHMAHNEWS.COM – Boris Johnson terkunci dalam kebuntuan dengan kabinetnya sendiri, pada hari Rabu, saat ia bersikukuh mempertahankan kekuasaan meski menyaksikan lebih dari 40 pengunduran diri, dan pemecatan Michael Gove.
Perdana menteri bersikeras tetap di jabatannya, meskipun banyak menteri dari kabinet senior, termasuk menteri dalam negeri, Priti Patel, dan sekretaris transportasi, Grant Shapps, dimana mereka secara pribadi mendesaknya untuk mengundurkan diri.
BACA JUGA:
- Boris Johnson Dilanda Krisis, 2 Pejabat Pentingnya Mundur
- Jurnalis Inggris Sebut PM Boris Johnson Penghasut Perang dan Munafik
Alih-alih mengundurkan diri, Johnson menanggapi dengan memecat Gove sebagai pejabat senior di kabinetnya. Gove sebelumnya mengatakan kepada perdana menteri dalam pertemuan tatap muka, bahwa ia yakin posisinya tidak dapat dipertahankan, mengingat jumlah anggota parlemen yang menentangnya.
Setelah pemecatan Gove, sekutu Johnson dilaporkan menggambarkannya sebagai “ular”. Mereka mengatakan perdana menteri tidak punya rencana untuk menyingkir. Seorang sumber di Downing Street mengatakan: “Ia ingin bertahan dan bertarung.”
Pengunduran diri pada hari Selasa dari Kanselir Rishi Sunak dan Menteri Kesehatan Sajid Javid memicu gelombang pasang pengunduran diri dari Kabinet Johnson.
Masa jabatan Johnson sebagai perdana menteri telah goyah selama beberapa waktu, dan sementara berita utama baru-baru ini berfokus pada perannya dalam mengumpulkan bantuan militer Barat untuk Ukraina, sejumlah skandal di dalam negeri telah menumpuk.
BACA JUGA:
- Parlemen Inggris Pertanyakan Kinerja Boris Johnson Tangani Pandemi Corona
- Pendemo Anti-Rasisme Inggris Bentrok dengan Polisi di Depan Rumah Boris Johnson
Dengan peringkat persetujuannya dihantam oleh terungkapnya skandal bahwa ia menjadi tuan rumah banyak pesta yang menentang lockdown di Downing Street selama pandemi Covid_19, dan dengan warga Inggris terancam menghadapi penurunan standar hidup paling tajam sejak pertengahan 1950-an, Partai Konservatif dihantam kejatuhan dalam pemilihan bulan lalu.
Beberapa jam sebelum pengunduran diri dimulai, Downing Street mengakui bahwa Johnson telah mengetahui banyak keluhan tentang “perilaku predator” anggota parlemen, sekutunya di Partai Konservativ Britania Raya, Chris Pincher, sebelum menunjuknya sebagai Deputy Chief Whip awal tahun ini. Dalam websitenya diketahui polisi ini mengatur kontribusi partai untuk bisnis parlemen.
Pincher sendiri sejak minggu lalu sudah di skors. Ia diselidiki oleh badan pengawas parlemen terkait tuduhan pelecehan seksual setelah meraba-raba dua pria yang dalam keadaan mabuk. (ARN)
Sumber: The Guardian/Rt
