Rusia, ARRAHMAHNEWS.COM – Pasukan Kiev melancarkan serangan ke pusat penahanan yang menahan tawanan perang Ukraina pada Jumat pagi ini (29/07). Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa serangan ini ditujukan untuk “mengancam” pasukan mereka sendiri yang mungkin ingin meletakkan senjata.
“Sejumlah besar prajurit Ukraina secara sukarela meletakkan senjata mereka, dan tahu tentang perlakuan manusiawi terhadap tahanan oleh pihak Rusia,” kata kementerian, menyebut serangan itu “sangat keterlaluan.”
BACA JUGA:
- Rudal Rusia Hancurkan Markas Besar Batalyon Azov
- Menhan Rusia Beri Tahu Putin Tentang Pembebasan Azovstal
Pihak berwenang di Republik Rakyat Donetsk (DPR) mengatakan bahwa jumlah korban tewas dalam serangan rudal telah meningkat menjadi 53 orang. Wakil Menteri Penerangan DPR Daniil Bezsonov memposting video grafis di saluran Telegramnya, yang menunjukkan beberapa mayat yang hancur berserakan dan hangus di dalam gedung yang hancur.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia dan pihak berwenang setempat, pasukan Ukraina menggunakan beberapa peluncur roket HIMARS yang dipasok AS untuk menyerang pusat penahanan di dekat desa Yelenovka.
Kementerian mengatakan bahwa fasilitas itu menampung anggota Batalyon Azov Ukraina, yang pejuangnya menyerah kepada pasukan Rusia dan Donbass selama pengepungan pabrik baja Azovstal di Mariupol. Batalyon itu terkenal karena beranggotakan prajurit dengan pandangan nasionalis dan neo-Nazi.
Berbicara kepada TV Channel One Rusia, ketua DPR Denis Pushilin mengklaim bahwa Ukraina “sengaja” menargetkan pusat penahanan untuk membunuh anggota Azov yang telah memberikan kesaksian tentang kemungkinan kejahatan perang oleh komandan mereka.
Militer Ukraina mengeluarkan pernyataan pada hari Jumat, menuduh pasukan Rusia menembaki Yelenovka. Moskow menghancurkan penjara untuk menyalahkan Kiev, serta untuk “menyembunyikan penyiksaan terhadap tahanan dan eksekusi,” kata pernyataan itu. (ARN)
Sumber: RT
