Palestina, ARRAHMAHNEWS.COM – Sedikitnya lima orang, yang sebagian besar adalah anak-anak, menjadi syahid dan 10 lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel yang menargetkan Kamp Jabalya, menambah bahwa jumlah syahid sejak awal agresi Israel menjadi 31 orang, termasuk enam anak-anak, dan membuat jumlah yang terluka menjadi 210.
Pada Sabtu malam, kru Pertahanan Sipil Palestina berhasil mengambil jenazah seorang wanita dan putranya dari dalam sebuah rumah yang dibom oleh pesawat tempur pendudukan Israel di Kamp Al-Sha`out di Rafah, selatan Jalur Gaza.
BACA JUGA:
- Laporan: Situasi Tepi Barat Mendidih, Konfrontasi Tiada Henti
- Rusia Salahkan Israel atas Eskalasi di Gaza
Saat fajar, Pertahanan Sipil di Gaza mengumumkan bahwa seorang martir tak dikenal ketiga telah ditarik keluar dari bawah puing-puing di Rafah barat.
Kementerian Dalam Negeri Palestina mengkonfirmasi bahwa kru Pertahanan Sipil menemukan mayat delapan martir, termasuk seorang anak berusia 14 tahun dan tiga wanita.
Di antara para syuhada adalah anggota Dewan Militer Jihad Islam dan komandan wilayah selatan, Khaled Mansour.
Gerakan Jihad Islam mengumumkan kesyahidan Ziad Al-Mudallal, putra pemimpin Ahmad Al-Mudallal, setelah pesawat tempur Israel menargetkan sebuah rumah yang terdiri dari tiga lantai, yang menyebabkan kematian dua warga sipil, termasuk Al-Mudallal, sementara sekitar 40 orang warga sipil terluka.
Ruang bersama faksi Perlawanan Palestina bersumpah bahwa tanggapan Perlawanan masih berlangsung. Perlawanan Palestina masih mengintensifkan peluncuran roket ke pemukiman Israel.
Pada hari Jumat, pendudukan Israel memulai agresi terhadap Jalur Gaza, menargetkan Komandan Brigade Al-Quds Taiseer Al-Jaabari, seorang komandan militer di Jalur Gaza. Sebagai tanggapan, Brigade Al-Quds melancarkan operasi sebagai tanggapan atas agresi pendudukan Israel di Gaza dengan meluncurkan gelombang serangan roket ke wilayah Palestina yang diduduki.
Pada hari Minggu, media Israel melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel memantau penembakan sekitar 580 roket dari Jalur Gaza sejak dimulainya “Operasi Breaking Dawn.” (ARN)
Sumber: Al-Manar
