New York, ARRAHMAHNEWS.COM – Penyelidik PBB melaporkan semakin banyak bukti kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di Myanmar sejak pengambilalihan militer pada Februari tahun lalu.
Mekanisme Investigasi Independen PBB untuk Myanmar (IIMM), yang didirikan oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada tahun 2018, dalam laporan tahunannya pada hari Selasa memperingatkan bahwa selama 12 bulan hingga akhir Juni, “ruang lingkup potensi kejahatan internasional yang terjadi di Myanmar telah meluas secara dramatis”.
BACA JUGA:
- Wartawan AS yang Ditahan di Myanmar Divonis 11 Tahun Penjara
- Perwakilan Myanmar Takkan Berpidato dalam Sidang Umum PBB Tahun Ini
“Ada banyak indikasi bahwa sejak pengambilalihan militer pada Februari 2021, kejahatan telah dilakukan di Myanmar dalam skala dan dengan cara yang merupakan serangan luas dan sistematis terhadap penduduk sipil,” kata laporan PressTV itu.
Tim investigasi mengatakan perempuan dan anak-anak secara khusus menjadi sasaran. Anak-anak di Myanmar telah dibunuh, disiksa, dan ditahan secara sewenang-wenan. Termasuk menggantikan orang tua mereka, katanya. Laporan tersebut menemukan bahwa mereka juga menjadi sasaran kekerasan seksual dan wajib militer serta dilatih oleh pasukan keamanan dan kelompok bersenjata.
“Kejahatan seksual dan berbasis gender, termasuk pemerkosaan serta bentuk-bentuk kekerasan seksual lainnya, dan kejahatan terhadap anak-anak telah dilakukan oleh anggota pasukan keamanan dan kelompok bersenjata.”
Tim investigasi mengatakan telah mengumpulkan hampir tiga juta “item informasi”. Ini termasuk pernyataan wawancara, dokumen, foto dan citra geospasial. Bukti yang dikumpulkan menunjukkan bahwa “beberapa konflik bersenjata sedang berlangsung dan meningkat di wilayah Myanmar.” (ARN)
