Palestina, ARRAHMAHNEWS.COM – Kelompok perlawanan Palestina menggambarkan bahwa serangan penembakan di al-Quds yang diduduki adalah “respons alami” terhadap kejahatan terus-menerus yang dilakukan rezim pendudukan Israel terhadap Palestina. Mereka menyebutnya sebagai “tindakan heroik”.
Serangan yang terjadi tepat di luar salah satu gerbang Kota Tua al-Quds yang diduduki pada Minggu pagi (14/08) telah menyebabkan sedikitnya sembilan pemukim Israel terluka. Menurut laporan media Israel, dua korban berada dalam kondisi serius.
BACA JUGA:
- 9 Pemukim Terluka dalam Penembakan ke Kendaraan Israel
- Ancam Israel, Perlawanan Jenin: Semua Jalan ke Pemukiman Akan Diserang
Fawzi Barhoum, juru bicara Hamas, menyebut insiden itu sebagai “heroik” dan mengatakan itu adalah “respons alami terhadap kejahatan harian Pendudukan dan pemukim Zionis terhadap rakyat kami, negara kami, situs-situs suci Muslim dan Kristen, dan penodaan terus-menerus terhadap al- Masjid Aqsa,” lapor jaringan berita TV al-Jazeera.
Barhoum menambahkan, “Operasi heroik dan unik ini menunjukkan bahwa front perlawanan akan terus maju dengan langkah-langkahnya di al-Quds. Bangsa kita tahu betul bahwa perlawanan adalah satu-satunya cara untuk melindungi tanah Palestina dan tempat-tempat suci, dan dapat menimbulkan kerugian sangat besar pada penjajah serta menggagalkan plot mereka.”
“Langkah-langkah represif rezim Tel Aviv terhadap penduduk lokal al-Quds [yang diduduki] tidak akan melemahkan tekad mereka, tetapi akan sangat memotivasi para pejuang perlawanan untuk mengintensifkan perjuangan mereka,” ujar juru bicara Hamas.
Tariq Izz al-Din, juru bicara Jihad Islam cabang Tepi Barat, juga memuji operasi al-Quds tersebut.
“Kami di Jihad Islam memuji operasi heroik di al-Quds dan menekankan bahwa itu sejalan dengan perlawanan yang sedang berlangsung terhadap rezim pendudukan.
“Operasi al-Quds menunjukkan bahwa penjajah tidak memiliki tempat di tanah kami dan tidak akan merasa aman selama perlawanan berlanjut. Rezim pendudukan membunuh rakyat kami setiap hari, dan harus membayar harga atas kejahatannya terhadap bangsa kami, yang dilakukan dari Gaza hingga Jenin dan Nablus,” kata Izz al-Din.
Ia menambahkan, “Operasi heroik ini dilakukan di jantung al-Quds yang diduduki. Ini adalah bukti nyata bahwa kota itu akan mempertahankan identitas Islam, Arab, dan Palestinanya, dan semua upaya Yahudisasi serta kejahatan rezim Zionis tidak akan mengubah fakta bahwa kota itu milik bangsa Palestina.”
“Operasi ini terjadi pada waktu dan tempat yang tepat dan setelah agresi rezim Zionis baru-baru ini di Jalur Gaza. Ini adalah reaksi pertama bangsa kita di Tepi Barat dan al-Quds, dan berada dalam kerangka persamaan ‘Kesatuan Front dan Medan’,” lanjut juru bicara Jihad Islam cabang Tepi Barat tersebut.
Izz al-Din juga menyatakan bahwa operasi pembalasan Palestina merupakan indikasi kuat dari dinamisme dan kesiapan warga Palestina untuk melawan penjajah Israel, dan menanggapi agresi berulang mereka di mana pun mereka bisa.
BACA JUGA:
- PBB Peringatkan Pembunuhan Anak Palestina oleh Israel
- Ibu Martir Palestina Berharap Hizbullah segera Bebaskan Al-Aqsha
Selain itu, juru bicara Komite Perlawanan Palestina (RRC), Mohamed al-Barim, memuji operasi al-Quds yang “berani”, dan menyebutnya sebagai “tanggapan langsung terhadap kejahatan musuh Zionis di Jalur Gaza, Nablus, Jenin, dan di tempat lain di wilayah Palestina.”
Barim juga menggambarkan operasi itu sebagai “pukulan menyengat bagi militer dan aparat keamanan rezim Zionis.”
“Operasi pemberani dan heroik di al-Quds menyampaikan pesan kepada musuh bahwa bangsa Palestina dan pejuang perlawanan akan terus menapaki jalan perjuangan dengan tegas,” tegas juru bicara RRT itu.
Akhir pekan lalu, pesawat Israel melancarkan serangan di Jalur Gaza yang menargetkan Jihad Islam dan memicu pertempuran sengit lintas perbatasan selama tiga hari.
Menanggapi serangan udara Jihad Islam menembakkan ratusan roket.
Empat puluh sembilan warga Palestina, termasuk 17 anak-anak dan 14 anggota Jihad Islam, tewas, dan beberapa ratus terluka dalam serangan udara, yang berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Mesir.
Sehari setelah gencatan senjata, pasukan Israel membunuh tiga warga Palestina dan melukai puluhan lainnya dalam baku tembak yang meletus selama serangan penangkapan di kota Nablus, Tepi Barat. (ARN)
Sumber: Al-Manar
