Irak, ARRAHMAHNEWS.COM – Perdana Menteri Irak memuji pidato Muqtada al-Sadr dan seruannya untuk menyelamatkan darah rakyat Irak. Serta ultimatum pemimpin gerakan Sadrist itu agar para pendukungnya menarik diri dari jalanan untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.
Hari ini, Selasa, Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kazemi menegaskan bahwa seruan Muqtada Al-Sadr untuk menghentikan kekerasan merupakan “tingkat tertinggi patriotisme, dan keinginan untuk menjaga darah rakyat Irak.”
Al-Kazemi mengatakan, dalam sebuah postingan di akun Twitternya, bahwa pidato Al-Sadr menuntut tanggung jawab moral dan nasional semua orang untuk melindungi kemampuan Irak, menghentikan bahasa eskalasi politik dan keamanan, dan memulai dialog yang cepat dan bermanfaat untuk menyelesaikan masalah krisis di negara ini.”
BACA JUGA:
- Muqtada Sadr Ultimatum Pendukungnya untuk Mundur dari Jalanan dan Zona Hijau
- Hashd Al-Shaabi Janji Kawal Konstitusi dan Proses Politik Irak
دعوة سماحة السيد مقتدى الصدر الى وقف العنف تمثل أعلى مستويات الوطنية والحرص على حفظ الدم العراقي . وكلمة سماحته تحمل الجميع مسؤولية اخلاقية ووطنية بحماية مقدرات العراق والتوقف عن لغة التصعيد السياسي والامني والشروع في الحوار السريع المثمر لحل الازمات.
— Mustafa Al-Kadhimi مصطفى الكاظمي (@MAKadhimi) August 30, 2022
Pernyataan Kadzimi dikeluarkan setelah sebelumnya Muqtada al-Sadr berpidato, di mana ia meminta maaf kepada rakyat Irak karena bentrokan bersenjata di mana beberapa pendukungnya berpartisipasi, dan yang mengakibatkan sekitar 23 orang tewas dan ratusan lainnya terluka.
Al-Sadr berbicara kepada para pendukung “gerakan Sadr” yang hadir dalam protes dan aksi duduk, dengan mengatakan: “Jika gerakan Sadr tidak mundur dalam waktu 60 menit, mulai dari sekarang, saya tidak akan mengakuinya.”
Irak terperangkap dalam peristiwa berdarah. Dimulai pada hari Senin dan berlanjut hingga hari ini, setelah Al-Sadr mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia politik dan penutupan semua institusinya. (ARN)
Sumber: Al-Mayadeen