Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM – Yaman membutuhkan solusi politik mendesak guna mengakhiri penderitaan yang disebabkan oleh perang yang telah berlangsung selama delapan tahun di negara itu. Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan hal ini pada hari Jumat (28/10).
“Dua dari tiga warga Yaman saat ini menderita kerawanan pangan, yaitu sekitar 19 juta orang,” kata Direktur Operasi di Komite Internasional Palang Merah Martin Schüepp di Twitter selama kunjungannya ke Yaman.
BACA JUGA:
- Yaman: PBB Bertanggung Jawab atas Kematian Anak-anak Penderita Leukimia
- Ansharullah Yaman: Sistem Rudal Israel Takkan Berguna Bagi Saudi Cs
“Banyak lagi yang menderita karena kurangnya akses ke perawatan kesehatan dasar. Namun terlepas dari semua ini, Yaman terlalu sering lepas dari sorotan. Kami perlu memastikan bahwa dukungan yang kami terima dari para donor dan mitra terus memungkinkan kami untuk melanjutkan pekerjaan kami, ” tambah Schüepp.
2 out of 3 people in #Yemen don't have enough to eat.
But Yemen is too often out of the spotlight.@MSchueppICRC on the long-term solution to the humanitarian crisis👇 pic.twitter.com/GMv9DS1w49
— ICRC (@ICRC) October 28, 2022
Pejabat PBB itu menjelaskan bahwa “ICRC sedang menangani kebutuhan mendesak. Pada saat yang sama mencoba untuk memberikan solusi yang akan memungkinkan negara untuk menarik napas”. Namun, dia menekankan bahwa “pemulihan penuh dalam jangka panjang hanya akan mungkin dilakukan dengan solusi politik untuk konflik yang sedang berlangsung”.
“Selama kunjungan, saya secara pribadi melihat dokter lokal, bersama dengan staf ICRC, merawat orang-orang dengan luka tembak di unit gawat darurat setempat. Dan saya berbicara dengan para petani yang mata pencahariannya rusak parah selama tahun-tahun konflik,” kata direktur operasi Palang Merah itu. “Kami mencoba memberi mereka penghasilan tambahan untuk memulihkan mata pencaharian mereka.”
Selama tujuh tahun, banyak perjanjian dan undang-undang dilanggar oleh koalisi agresi Saudi-UEA. Tetapi tidak ada tindakan internasional yang diambil. Yaman sekarang dikenal sebagai tempat krisis kemanusiaan terbesar di dunia. Tetapi para pejabat (dunia) hanya memiliki pernyataan kosong dan menerapkan standar ganda.
Selain banyak pemboman, koalisi berhasil menargetkan rumah sakit dan gudang bantuan manusia. Koalisi Saudi juga memberlakukan blokade udara dan laut di Yaman, melanggar Pasal 9, 11, 14, dan 18 Protokol Tambahan II. (ARN)
Sumber: Al-Mayadeen